Monday 7 January 2019

Pengajaran Sastra Indonesia (Cerpen) Untuk SMA Kelas XI

Model Pembelajaran Discovery/Inquiry Learning, Problem-based Learning, dan Project-based Learning

Implementasi K-13 menurut Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses menggunakan 3 model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial, dan mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model pembelajaran tersebut, yaitu:
1. Model Discovery/Inquiri Learning 

  • Discovery Learning, yaitu memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk mencapai suatu kesimpulan
        Sintak/langkah-langkahnya:
        a. Pemberian rangsangan
        b. Identifikasi masalah
        c. Pengumpulan data
        d. Pengolahan data
        e. Pembuktian
        f. Menarik simpulan/generalisasi

  • Inquiry Learning, yaitu melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis, dan logis.
          Sintak/langkah-langkahnya:
         a. Orientasi masalah
         b. Pengumpulan data dan verifkasi
         c. Pengumpulan data melalui eksperimen
         d. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi
         e. Analisis proses inquiri

Kelebihan:
- Dapat meningkatkan keterampilan kognitif siswa
- Menimbulkan rasa senang kepada siswa
- Membantu siswa memperkuat konsep dirinya
- Mendorong siswa berpikir kritis 
- Meningkatkan keaktifan siswa

Kelemahan:
- Tidak efisien diterapkan untuk mengajar dengan jumlah siswa yang banyak
- Diasumsikan bahwa metode ini membutuhkan kesiapan belajar sehingga siswa yang kurang pandai mengalami kesulitan.
- Membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

2. Problem-based Learning (PBL)
    Yaitu menggunakan berbagai kemampuan berpikir peserta didik secara individu/kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan.

Sintak/langkah-langkahnya:
a. Orientasi peserta didik pada masalah
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
c. Membimbing penyelidikan individu/kelompok.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Kelebihan:
- Meningkatkan keaktifan siswa karena pembelajaran berpusat pada siswa.
- Mengembangkan pengendalian diri siswa.
- Mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
- Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.
- Meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kelemahan:
- Siswa yang tidak berminat akan berasumsi bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan lalu dia merasa enggan.
- Membutuhkan banyak waktu.
- Siswa cenderung tidak akan belajar apa yang ingin dipelajari.

3. Project-based Learning (PjBL)
    Yaitu melibatkan keaktifan siswa, dilakukan secara individu/kelompok melalui kegiatan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk dipresentasikan kepada orang lain.

Sintak/langkah-langkahnya:
a. Pertanyaan mendasar
b. Mendesain perencanaan produk
c. Menyusun jadwal pembuatan
d. Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
e. Menguji hasil
f. Evaluasi pengalaman belajar.

Kelebihan:
- Meningkatkan minat belajar siswa
- Membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan barunya
- Meningkatkan keterampilan berpikir kritis
- Meningkatkan kemampuan memecahakan masalah

Kelemahan:
- Memerlukan banyak waktu
- Memerlukan biaya yang tidak sedikit
- Banyak peralatan pendukung yang harus disediakan




IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kemajuan teknologi membawa perubahan pada setiap aspek dalam kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. (UU No 20 Tahun 2003) . Melalui pengertian tersebut pendidikan tidak hanya berpusat pada kecerdasan peserta didik tapi usaha untuk mengembangkan potensi dalam diri peserta didik.
 Soedijarto mengatakan (1991:56) bahwa rendahnya mutu atau kualitas pendidikan disebabkan oleh karena pemberian peranan yang kurang proporsional terhadap sekolah, kurang memadainya perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan sistem kurikulum, dan penggunaan prestasi hasil belajar secara kognitif sebagai satu-satunya indikator keberhasilan pendidikan, juga disebabkan karena sistem evaluasi tidak secara berencana didudukkan sebagai alat pendidikan dan bagian terpadu dari sistem kurikulum
Oleh karena itu untuk membangun pendidikan yang mampu mendukung pembangunan masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensipeserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu meghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.  
Dalam upaya mengatasi permasalahan pemecahan masalah siswa pada pembelajaran khususnya dalam pelajaran bahasa Indonesia digunakan model pembelajaran. Menurut Trianto 3 (2010:53) “Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran”. Untuk memilih model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik.  
Salah satunya adalah pengunaan model pembelajaran Snowball Throwing. Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola salju bergulir’ dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Dilihat dari pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa, metode Snowball Throwing ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan keterampilan proses. Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas.
Melalui makalah ini penulis hendak memberikan gambaran aplikasi model pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing?
2.      Bagaimana implementasi model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X?

C.    Tujuan

Tujuan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Untuk mendeskripsikan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing.
2.      Untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X.
3.      Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing.

D.    Manfaat

Manfaat makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Menambah pengetahuan dan wawasan untuk mengembangkan pengetahuan pembaca.
2.      Menambah kreatifitas bagi seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
3.      Membantu dalam menentukan strategi belajar yang tepat untuk meningkatkan aktivitas siswa.


BAB 11

METODOLOGI


A.    Metode

Pada makalah ini  metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu. Metode kualitatif dapat digunakan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh siswa, seperti perilaku, motivasi, persepsi, dan tindakandan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Metode deskriptif kualitatif dalam makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menggambarkan sesuatu yang terjadi dalam penerapan model Snowball Throwing pada pengajaran. Metode ini memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan ketrampilan dalam menyimpulkan informasi yang diperoleh siswa dalam situasi kompleks dan konteks nyata. Guru juga memberi pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran dengan proses yang saling berkaitan antara situasi dan konteks komunikasi secara sosial, berhitung, sains, dan lingkungan dengan teman sejawat.
Metode deskriptif kualitatif juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Hal itu dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diperoleh.

BAB III

KAJIAN PUSTAKA

A.    Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan disebut sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Sedangkan berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai–nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Adapun tujuan dari pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan sangat penting bagi manusia. Menurut Agus Taufiq, dkk (2011: 13) pendidikan setidak-tidaknya memiliki ciri sebagai berikut: (1) Pendidikan merupakan proses mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat, dimana dia hidup, (2) Pendidikan merupakan proses sosial, dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah) untuk mencapai kompetensi sosial dan pertumbuhan individual secara optimum, (3) Pendidikan merupakan proses pengembangan pribadi atau watak manusia.

B.     Kurikulum

Istilah kurikulum (curriculum) pertama kali digunakan dalam dunia olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pembelajaran untuk memperoleh ijazah. Dari rumusan tersebut terkandung dua hal pokok, yaitu (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dan (2) tujuan utama, yaitu untuk memperoleh ijazah.
Dalam Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar.  Sedangkan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada dan setiap tahun pendidikan kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam perkembangannya sistem pendidikan di Indonesia telah beberapa kali menerapkan dan mengalami perubahan kurikulum, salah satunya adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) ini memiliki empat aspek penilaian, yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Selaian itu, K-13 menggunakan pembelajaran lansung (direct teaching) dan tidak langsung (indirect teaching).

C.    Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan seperangkat kegiatan mental intelektual yang berlangsung dalam diri seseorang, yang mengubah tingkah lakunya dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. Yussen mengatakan, belajar adalah proses memperoleh pengalaman yang bersifat tetap. Sedangkan menurut Robber, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan dan proses memperoleh pengetahuan yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan berpikir.
Sementara itu, pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, menciptakan, mengorganisasi sitem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien dengan hasil maksimal. Berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014, pembelajaran adalah proses interaksi antar siswaanatara siswa dengan guru, dan sumber belajar pada lingkungan belajar. (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2017)

D.    Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun sebagai bahan acuan pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk menjamin pencapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa.
Menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2004 Tentang Pembelajaran, RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. Adapun komponen RPP paling sedikit memuat:
a.   Identitas sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester
b.   Alokasi waktu
c.   KI, KD indicator pencapaian kompetensi
d.   Materi pembelajaran
e.   Kegiatan pembelajaran
f.    Penilaian
g.   Media/alat, bahan, dan sumber belajar

E.     Strategi, Pendekatan, Model, Metode, Teknik, dan Media Pembelajaran

1)      Strategi Pembelajaran, merupakan rencana secara umum (masih dalam bayang-bayang/ belum ada bentuk fisiknya), misalnya ide pokok.
2)      Pendekatan Pembelajaran, sebuah cara yang masih umum, sengaja disusun guru untuk mendekatkan materi kepada siswa. Contoh pendekatan saintifik, pendekatan berbasis guru, pendekatan berbasis siswa.
3)      Model Pembelajaran, rencana konkret dalam pembelajaran, contohnya discovery/inquiry learning, problem based-learning, project based-learning, cooperative learning, dll.
      Karakteristik model pembelajaran:
·         Sintakmatik (tahap-tahap dalam penerapan model)
·         Sistem sosial (Harus ada kegiatan interaksi, misal diskusi berpasangan)
·         Sistem reaksi (reaksi dari sikap pengetahuan dan nilai)
·         Sistem pendukung (sarana dan prasarana)
·         Dampak intruksional dan pengiring (ada capaian ketika pembelajaran berlangsung (indikator) dan dampak positifdalam pembelajaran)
4)      Metode Pembelajaran, cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran, contohnya ceramah, demonstrasi, diskusi, karyawisata, pemberian tugas, bermain peran, sosiodrama, latihan, eksperimen.
5)      Teknik Pembelajaran, merupakan cara dalam mengimplementasukan metode spesifik. Contoh penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa banyak membutuhkan teknik tersendiri.
6)      Taktik Pembelajaran, merupakan gaya seorang guru dalam melakukan metode /teknik pembeklajaran tertentu yang sifatnya individual (ciri khas seseorang dalam menyampaiakan materi.
7)      Media Pembelajaran, merupakan sarana/alat dalam menyampaiakan materi pembelajaran. Contoh LCD, PPT

F.     Bahan dan Sumber Belajar

Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk belajar.
Adapun jenis bahan ajar meliputi:
·         Bahan ajar cetak, antara lain buku, modul, hand out, poster, leafleat, lembar kerja siswa, brosur, dan gambar.
·         Bahan ajar dengar (audio), antara lain radio, kaset, piringan hitam.
·         Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), contohnya video.
Sementara itu, suber belajar merupakan referensi yang digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran, misalnya bersumber dari buku paket atau internet.

G.    Puisi

Secara etimologi, puisi berasal dari bahasa Yunani ”Poeima” atau ”Poesis” yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut ”Poem” atau ”Poetry” yang berarti membuat atau pembuatan. Puisi adalah bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya (Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd. Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44).

BAB IV

PEMBAHASAN


A.    Hakikat Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing

Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membagi siswa dalam beberapa kelompok yang bekerja sama antara satu siswa dengan lainnya untuk memecahkan masalah. Sedangkan Snowball Throwing adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola kertas untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial selain untuk meningkatkan penguasaan pada bidang akademik.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
1)      Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2)      Guru membentuk kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3)      Masing-masing ketua kelompok kembali ke untuk menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada anggota kelompoknya.
4)      Lalu masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas untuk menuliskan pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa.
5)      Siswa yang mendapat bola kertas berisi pertanyaan diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut secara bergantian.
6)      Evaluasi
7)      Penutup.

Kelebihan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
·         Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti sedang bermain melempar bola kertas kepada siswa lain.
·         Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena dapat membuat pertanyaan untuk temannya dan menjawab pertanyaan dari temannya.
·         Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
·         Pembelajaran menjadi lebih efektif.

Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
·         Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi.
·         Memerlukan waktu yang panjang.
·         Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan materi dengan baik, akan menghambat anggotanya dalam memahami materi tersebut.
·         Suasana kelas menjadi gaduh.

B.     Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X

Menurut E. Mulyasa, implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.
Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X dengan materi “Puisi”. Berikut scenario kegiatan pembelajaran tersebut.

1)      Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
2)      Kelas/Semester            : X/Genap
3)      Tema/Subtema : Puisi
4)      Alokasi Waktu            : 2 X 45 menit (satu kali pertemuan
5)      Kompetensi Dasar       : 3.17   Menganalisis unsur pembangun puisi
6)      Indikator                     : 1. Siswa mampu mengenal unsur-unsur pembangun puisi
              2. Siswa mampu memahami unsur-unsur pembangun puisi
              3. Siswa mampu menganalisis unsur-unsur pembangun dalam 
      Puisi
7)      Tujuan Pembelajan      : 1. Siswa dapat mengenal unsur-unsur pembangun puisi
              2. Siswa dapat memahami unsur-unsur pembangun puisi
              3. Siswa dapat menganalisis unsur-unsur pembangun dalam 
      Puisi
8)      Model Pembelajaran   : Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
9)      Pendekatan                 : Saintifik
10)  Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, penugasan, tanya jawab, dan ceramah
11)  Pemeran                      :
·         Guru                      : Aviani Imaniah                     (1610301062)
·         Siswa                     : Dhimas Syahadat A.S.          (1610301048)
  Zukruf Nisa Audia                (1610301059)
              Dwi Astuti Asih                    (1610301071)
              Ria Rizki Noviana                 (1610301071)

12)  Langkah-Langkah Pembelajaran:
Tahap
Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Membangun Konsep
1.      Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar, peserta didik menjawab salam dan pertanyaan dari guru.
2.      Peserta didik berdo’a sebelum pelajaran dimulai.
3.      Guru melakukan presensi.
4.      Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait pengetahuan sebelumnya dengan materi ajar yang akan dipelajari, “Apa yang dimaksud dengan puisi?” Peserta didik merespon pertanyaan dari guru.
5.      Peserta didik menerima penjelasan tentang kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
6.      Guru menyampaikan cakupan materi kepada siswa tentang unsur pembangun puisi sesuai silabus.
7.      Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok.
10 menit
Kegiatan Inti
Menelaah Model












Mengkontruksi Mandiri
1.      Masing-masing ketua kelompok mendapatkan penjelasan materi dari guru tentang unsur-unsur pembangun puisi.
2.      Ketua kelompok kembali ke kelompoknya dan menjelaskan materi tersebut kepada anggotanya.
3.      Masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas dan mendapatkan kesempatan untuk menulisakn satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain.
4.      Siswa yang mendapat bola kertas berisi pertanyaan diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut secara bergantian.

70 menit
Penutup

Kegiatan guru bersama peserta didik
1.      Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran.
2.      Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3.      Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Kegiatan guru
1.      Melakukan evaluasi/penilaian.
2.      Memberikan tugas kepada peserta didik.
3.      Menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
4.      Menutup kegiatan belajar mengajar.
10 menit

 

BAB V

PENUTUP

A.    Simpulan

Setelah melakukan kegiatan pengumpulan, penyajian, dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang menyenangkan dan dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga cocok jika diimplementasikan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X, khususnya pada materi puisi.  Pada saat menerapkan model pembelajaran ini dibutuhkan pengelolaan kelas yang ekstra, guru diharapkan mampu memahami karakteristik siswanya dan mampu mengorganisir kelas agar tetap kondusif.

B.     Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis ingin memberikan saran kepada pendidik agar menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing ini di dalam kegiatan pembelajaran, sebab model pembelajaran ini dapat meningkatkan minat belajar siswa. Namun, penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan tulisan ini.


DAFTAR PUSTAKA

 

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, D. P. (2017). Model Pengembangan RPP. Jakarta: Kemendikbud.
Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, Drs. S. L. La. Sulo. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
R. Ibrahim, Nana Syaodih S. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Yoki Ariana MT, dkk. (2018). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta: Kemendikbud.
Rudi Hartono. (2013). Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Yogkarta:Diva Press.
Nandang Kosasih dan Dede Sumarna. (2013). Pembelajaran Quantum dan Optimalisasi Kecerdasan.  Bandung : Alfabeta.
Skripsi Dwi Hartati IAIN Purwokerto < http://repository.ut.ac.id/4040/1/PKOP4303-M1.pdf>
Skripsi Abdul Hafid Universitas Negeri Surabaya <Pengaruh Perpaduan Metode Pembelajaran Snowball Throwing Dengan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika>
Skripsi Renni Handayani <Efektivitas Metode Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Kemampuan Menganalisis Nilai-Nilai Religius Novel Munajat Cinta II” Karya Taufiqurrahman Al-Azizy oleh Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Proyek Univa Medan Tahun Pembelajaran 2010/2011>
Artikel Dias Ambarsari Universitas Lamung <Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Materi>
Sumber Internet
repository.unpas.ac.id/13287/4/BAB%20I%20halaman%20fix.pdf
https://media.neliti.com/.../56901-ID-efektivitas-metode-pembelajaran-snowball.pdf