Makalah
Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Melalui Budaya Bangsa
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu Sholihul
Hakim, SH., MH.
Disusun Oleh :
Dwi Astuti Asih
1610301071
2A
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ………………………………………………………………...…. 1
Daftar
Isi ………………………………………………………………………..... 2
Bab
I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………..… 3
1.2 Tujuan Penulisan …………………………………………….………… 3
1.3 Manfaat Penulisan ...…………………………………………………… 4
1.4 Rumusan Masalah ………………………………………………..…..... 4
Bab
II Tinjauan Pustaka
2.1 Cinta Tanah Air (Nasionalisme)
…………….………….…………... 5
2.2 Kebudayaan ………………………………………………………….
7
Bab
III Pembahasan
3.1 Budaya Bangsa Indonesia
………………………………………….. 11
3.2 Perkembangan Budaya Nasional
…………………………………… 11
3.3 Hubungan Kebudayaan dengan
Nasionalisme …………………...… 13
Bab
IV Penutup
4.1 Simpulan ……………………………………………………...……. 17
4.2 Saran ………………………………………………………..………. 17
Daftar
Pustaka ………………………………………………………………..… 18
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia
adalah negara dengan kompleksitas budaya yang pluralitas dan heterogen.
Indonesia memiliki beragam bahasa, agama, ras, etnik dan suku bangsa.
Nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan
dari keragaman ini kemudian dimanifestasikan dalam satu kesatuan Bhineka
Tunggal Ika atas dasar acuan Pancasila menjadi identitas nasional. Nilai-nilai
budaya yang tercermin dalam identitas nasional tersebut cenderung terus-menerus
bersemi karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat
pendukungnya.
Era
globalisasi sangat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Era globalisasi tersebut telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada
(Syahrial Syarbaini (2012:229). Banyak persoalan menghampiri bangsa Indonesia
akibat pengaruh gobalisasi. Seperti munculnya tindakan-tindakan anarkis,
pelanggaran terhadap moralitas dan etika, modernisasi, serta sikap apatis dan
hedonis. Hal tersebut terjadi karena kecintaan terhadap Tanah Air yang mulai
melemah dan lunturnya nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Salah
satu cara untuk menyelamatkan keutuhan Indonesia di masa depan adalah dengan
menumbuhkan rasa kecintaan terhadap Indonesia yang multikultural ini. Karena
dengan menumbuhkan kembali rasa cinta itu maka akan muncul rasa pengabdian dan
rasa ingin melindungi apa yang dimiliki oleh bangsa. Oleh karena itu dalam makalah
ini akan dibahas bagaimana membangun cinta tanah air melalui kebudayaan bangsa
Indonesia itu sendiri.
1.2
Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian Cinta Tanah Air
(Nasionalisme) dan Kebudayaan.
b. Untuk mengetahui Budaya Bangsa Indonesia
c. Untuk mengetahui perkembangan Budaya Nasional.
d. Untuk mengetahui hubungan antara Kebudayaan dengan
Nasionalisme.
e. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
1.3
Manfaat Penulisan
a. Menambah wawasan mengenai Nasionalisme dan Kebudayaan.
b. Menumbuhkan semangat nasionalisme.
c. Menumbuhkan rasa ingin melindungi dan melestarikan
budaya bangsa di tengah arus globalisasi.
1.4
Rumusan Masalah
a. Apa saja Kebudayaan Bangsa Indonesia?
b. Bagaimana perkembangan Budaya Nasional?
c. Apa hubungan antara Kebudayaan dengan Nasionalisme?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cinta Tanah Air (Nasionalisme)
2.1.1
Pengertian Cinta Tanah Air (Nasionalisme)
Nasionalisme adalah suatu
paham rasa cinta tehadap bangsa dan tanah air
yang ditimbulkan oleh persamaan tradisi yang berkaitan dengan sejarah,
agama, bahasa, kebudayaan, pemerintahan, tempat tinggal dan keinginan
mempertahankan dan mengembangkan tradisinya sebagai milik bersama dari anggota
bangsa itu sebagai kesatuan bangsa.
Menurut KBBI,
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan
semangat cinta tanah air. Dalam arti sempit, Nasionalisme merupakan suatu sikap
meninggikan bangsanya sendiri sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagimana
mestinya. Sedangkan dalam arti luas, Nasionalisme merupakan pandangan tentang
rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara sekaligus menghargai bangsa
lain.
Pengertian Nasionalisme
menurut para ahli adalah sebagi berikut :
- Menurut
Ernest Renan, Nasionalisme adalah kemauan untuk bersatu tanpa paksaan
dalam semangat persamaan dan kewarganegaraan.
- Menurut
Hans Kohn, Nasionalisme adalah suatu bentuk state of mind and an act of
consciousness. Dengan kata lain, nasionalisme adalah formalisasi dan
realisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara.
- Menurut
Anderson, Nasionalisme adalah kekuatan kontinuitas dari sentiment dan
identitas nasional dengan mementingkan nation.
- Menurut
Ernest Gellenervia, Nasionalisme adalah suatu prinsip politik yang
beranggapan bahwa unit nasional dan politik harusnya seimbang.
- Menurut
Otto Bauer, Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter
yang timbul karena persaan senasib.
- Menurut
L. Stoddard, Nasionalisme adalah adalah suatu kepercayaan yang dimiliki
oleh sebagian terbesar individu dimana mereka menyatakan rasa kebangsaan
sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.
- Menurut
Louis Sneyder, Nasionalisme adalah hasil perpaduan factor-faktor politik,
ekonomi, sosial, dan intlektual.
- Menurut
Dr. Hertz, dalam bukunya Nationality in History and Politics mengemukakan
empat unsur nasionalisme: 1) Hasrat untuk mencapai kesatuan; 2) Hasrat
untuk mencapai kemerdekaan; 3) Hasrat untuk mencapai keaslian; 4) Hasrat
untuk mencapai kehormatan bangsa.
2.1.2
Lahirnya Nasionalisme di Indonesia
a.
Faktor internal
yang mendorong lahirnya nasionalisme di Indonesia, yaitu:
1)
Kejayaan Bangsa
Indonesia sebelum kedatangan Bangsa Barat
Sebelum kedatangan Bangsa Barat, di wilayah Nusantara
telah berdiri kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya, Mataramdan Majapahit.
Kejayaan masa lampau itu menjadi sumber inspirasi untuk melepaskan diri dari belenggu
penjajah.
2)
Penderitaan rakyat
akibat Politik Drainage (Pengerukan Kekayaan)
Politik drainage mencapai puncaknya ketika diterapkan
system tanam paksa yang dilanjutkan dengan system ekonomi liberal.
3)
Adanya
diskriminasi rasial
Deskriminasi merupakan hal menonjol yang diterapkan
poleh pemerintah colonial Belanda dalam kehidupan sosial pada awal abad ke-20.
Dalam bidang pemerintahan, tidak semua jabatan tersedia untuk kaum pribumi.
4)
Munculnya golongan
terpelajar
Pada awal abad ke-20 pendidikan mendapat perhatian
yang lebih baik dari pemerintah colonial. Hal itu sejalan dengan diterapkannya
politik etis. Melalui penguasaan bahasa asing yang diajarkan di sekolah-sekolah
modern, mereka dapat mempelajari ide-ide paham-paham baru yang berkembang di
Barat, seperti tentang HAM, liberalism, nasionalisme dan demokrasi.
b.
Faktor eksternal
yang mendorong lahirnya nasionalismwe di Indonesia, yaitu :
1)
Kemenangan Jepang
terhadap Rusia (1904-1905)
Kemenangan Jepang terhadap Rusia telah berhasil
menggugah kesadaran bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk melawan penjajahan
bangsa-bangsa kulit putih.
2)
Kebangkitan
nasionalisme negara-negara Asia-Afrika
Kebangkitan nasionalisme negara-negara Asia-Afrika
memberikan dorongan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk bangkit melawan penindasan
pemerintahan kolonial.
3)
Masuknya
paham-paham baru
Paham-paham baru seperti liberalisme, nasionalisme,
dan demokrasi muncul setelah terjadinya Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis
2.2
Kebudayaan
2.2.1
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekerta ‘buddhayah’ yang merupakan bentuk jamak dari ‘buddhi’ yang
artinya akal. Menurut bahasa kebudayaan disebut ‘culture’ (Inggris), kultur
(Jerman), ‘cultuur’ (Belanda), ‘tsaqafah’ (Arab), ‘colore’ (Latin), artinya
segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Menurut KBBI, kebudayaan
adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti
kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
Pengertian kebudayaan
menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a.
Menurut Prof. Dr.
Koentjoroningrat (1985:180), kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik dari manusia dengan belajar.
b.
Menurut Ki Hajar
Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia yaitu hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dana lam yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangandan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagaiaan yang pada lahirnya bersifat tertibdan damai
c.
Menurut Selo Soemardjan
dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
d.
Menurut Sutan
Takdir Ali Sjahbana, kebudayaan merupakan manifestasi dari cara berpikir.
e.
Menurut Sarmidi
Mangunsarkoro, kebudayaan adalh Segala yang merupakan (bersifat) hasil kerja
jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya.
f.
Menurut Endang
Saifuddin Anshari, kebudayaan adalah hasil karya cipta (pengolahan, perasaan,
kemauan, imajinasi) dan raganya, yang menyatakan diri dalam berbagai kehidupan
manusia, sebagai jawaban atas segala tantangan, tuntutan dan dorongan dari
intra dan eksta diri manusia, menuju ke arah terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan (spiritual dan materi manusia baik individu, masyarakat maupun
individu dan masyarakat.
g.
Menurut Arkeolog R
Soekmono, kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda
ataupun hanya buah pikiran dalam kehidupan.
h.
Menurut Parsudi
Suparlan, kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagi makhluk sosial
yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan
pengalamannya, serta menjadi landasan bagi tingkah lakunya.
i.
Menurut Effat Al
Syarqawi, kebudayaan merupakan khazanah sejarah suatu bangsa atau masyarakat
yang tercermin dalam pengakuan atau kesaksian nilai-nilai yang menggariskan
bagi kehidupan suatu tujuan ideal dan makna rohaniah yang dalam, bebas dan
kontradiksi ruang dan waktu.
j.
Menurut Dr Moh
Hatta, kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.
k.
Menurut Drs. Sidi
Gazalba, kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam
seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial
dengan suatu ruang dan suatu waktu.
l.
Menurut
Djojodigono (1958), kebudayaan adalah daya dari budi yang berupa cipta, karya,
rasa.
m.
Menurut Her
Skovits, kebudayaan merupakan sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasiyang lain, yang kemudian disebut sebagai supraorganic.
n.
Menurut Andreas
Epping, kebudayaan mengandung seluruh pengertian nilai sosial, norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religious, dan
segala peryataan intelektual dan artistic yang menjadi ciri khas suatu
mayarakat.
o.
Menurut Edward
Burnett Tylor (1897), kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan kemauan-kemauan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
p.
Menurut Khober dan
Klukhohn (1950), kebudayaan terdiri atas beberapa pola, diturunkan oleh
symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiridari
kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi,
pusat esensi kebudayaan.
q.
Menurut Robert H
Lowie, kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari
masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic,
kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri
melainkan merupakan warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal
dan informal.
2.2.2
Unsur-Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985)
menyebutkan ada tujuh unsur kebudayaan universal yang menjadi isi pokok suatu
kebudayaan, yaitu :
1)
Kesenian
2)
Sistem teknologi
dan peralatan
3)
Sistem organisasi
masyarakat
4)
Bahasa
5)
Sistem mata
pencaharian hidup dan system ekonomi
6)
Sistem pengetahuan
7)
Sistem religi
2.2.3
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman,
wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1)
Gagasan (Wujud
Ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang
bersifat abstrak tidak dapat diraba dan disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak
dalam pikiran manusia.
2)
Aktivitas
(Tindakan)
Ativitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan manusia yang berpola di dalam masyarakat. Sering disebut sebagai
system sosial, terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling
berinteraksi menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan.
3)
Artefak (Karya)
Artefak merupakan wujud kebudayaan fisik yang berupa
hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya manusia yang berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kebudayaan Bangsa Indonesia
Indonesia merupakan
negara kepulauan yang memiliki beragam bahasa, agama, ras dan suku bangsa. Setiap
suku bangsa di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda, sehingga menjadikan
keragaman budaya. Keberagaman budaya tersebut bukan berarti memecah-belah
bangsa Indonesia akan tetapi untuk memperkaya dan memperkokoh kesatuan bangsa
Indonesia itu sendiri. Keberagaman budaya merupakan sesuatu yang menjadi ciri
khas bangsa Indonesia yang patut dibanggakan dan dilestarikan.
Bentuk keberagaman budaya
di Indonesia diantaranya:
a.
Bahasa Daerah
Setiap suku bangsa mempunyai bahasa daerahnya
sendiri-sendiri. Contohnya : bahasa Jawa, bahasa Madura, bahasa Sunda, bahasa
Sunda, bahasa Banjar, bahasa Minangakabau, bahasa Bali, dan bahasa-bahasa dari
daerah yang lainnya.
b.
Adat Istiadat
Setiap daerah di Indonesia mempunyai adat istiadat
yang berbeda-beda, meliputi pakaian adat, rumah adat, tata cara dalam
perkawinan dan kematian, upacara keagamaan serta kebiasaan masyarakat daerah
setempat.
c.
Kesenian Daerah
Kesenian daerah di Indonesia sangat beragam. Kesenian tersebut
meliputi : lagu daerah, seni musik dan alat music daerah, seni pertunjukan
daerah, permainan tradisional, seni tari, dan cerita rakyat yang berkembang di
masing-masing daerah.
3.2 Perkembangan Budaya Nasional
Perkembangan budaya di
Indonesia selalu mengalami naik turun. Pada awalnya, Indonesia mempunyai banyak
peninggalan budaya yang merupakan warisan dari nenek moyang. Akan tetapi
sekarang ini budaya Indonesia agak menurun. Semakin derasnya arus globalisasi
membuat rasa cinta terhadap budaya bangsa semakin berkurang. Banyak penduduk
Indonesia yang kini telah melupakan budaya bangsanya sendiri.
3.2.1
Faktor yang mendorong dan menghambat perkembangan
budaya di Indonesia
a.
Faktor Internal
·
Perubahan
Demografis
Perubahan demografis di setiap daerah cenderung terus
bertambah sehingga menyebabkan perubahan pada berbagai sector kehidupan, salah
satunya pada kebudayaan.
·
Konflik Sosial
Konflik sosial dapat dapat mempengaruhi terjadinya
perubahan dalam suatu masyarakat
sehingga berpengaruh juga terhadap perkembangan kebudayaan.
·
Bencana Alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat
mempengaruhi erkembangan kebudayaan. Misalnya masyarakat yang menjadi korban
bencana alam akan dievakuasi dan
dipindahkan ke tempat yang baru, mereka harus beradaptasi dengan lingkungan dan
budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
b.
Faktor Eksternal
·
Perdagangan
Indonesia sering kali menjadi
persinggahan-persinggahan pedagang besar karena terletak pada jalur perdagangan
Asia Timur dengan India, Timur Tengah bahkan Eropa. Selain berdagang mereka
juga memperkenalkan budayanya kepada masyarakat setempat sehingga mempengaruhi
perkembangan budaya bangsa Indonesia. Apalagi saat ini Indonesia
·
Penyebaran Agama
Masuknya unsur-unsur budaya India atau Arab bersamaan
dengan proses penyebaran agama hindu dan islam, sangat berpengaruh terhadap
perkembangan budaya bangsa.
·
Peperangan
Indonesia pernah dijajah bangsa Barat selama 350
tahun, dalam suasana tersebut banyak unsur-unsur budaya bangsa asing yang masuk
dan mempengaruhi pertumbuahan budaya yang ada di Indonesia.
3.3
Hubungan Kebudayaan dengan Nasionalisme
Kebudayaan mempunyai
kaitan yang sangat erat dengan nasionalisme. Karena dengan adanya rasa cinta
terhadap Tanah Air akan timbul keinginan untuk melindungi dan melestarikan
keragaman kebudayaan yang ada di bangsa Indonesia.
3.3.1
Tantangan Kebudayaan dan Nasionalisme
Salah satu tantangan yang
harus dihadapi oleh kebudayaan dan nasionalisme adalah globalisasi. Globalisasi
pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian
ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik
kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh
dunia. (Edison A. Jamli dkk, Kewarganegaraan, 2005).
Globalisasi berlangsung
melalui dua dimensi dalam interaksi antarbangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu.
Ruang semakin dipersempit dan waktu semakin dipersingkat dalam interaksi dan
komunikasi skala dunia. Globalisasi berlangsung dalam segala bidang kehidupan,
seperti bidang ideology, politik, ekonomi, dan sosial budaya. (Public Jurnal,
Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara
Berkembang, 2005)
Kehadiran globalisasi
membawa pengaruh positif dan negative di berbagai bidang kehidupan, khususnya
bidang kebudayaan. Selain itu juga berpengaruh terhadap nilai nasionalisme terhadap
suatu bangsa.
Di tengah derasnya arus
globalisasi, banyak sekali permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia yang
berkaitan dengan kebudayaan. Rasa kecintaan terhadap budaya bangsa mulai
memudar. Banyak masyarakat Indonesia yang kini telah melupakan budayanya
sendiri, tidak ada rasa ingin melindungi dan melestarikannya.
Beberapa permasalahan
tentang kebudayaan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1)
Westernisasi
Westernisasi adalah gaya hidup yang mengadopsi budaya
Barat. Saat ini banyak remaja-remaja Indonesia yang berpenampilan seperti
selebritis namun cenderung ke budaya Barat. Mulai dari cara berpakaian yang
serba minim, model potongan rambut dan sikap hedonisme. Hal tersebut tentu saja
bertentangan dengan budaya bangsa. Westernisasi telah membuat remaja-remaja
kehilanggan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.
2)
Budaya Indonesia
yang di klaim oleh negara lain
Akibat Pemerintah dan masyarakat yang kurang
memperhatikan budaya bangsa, banyak budaya Indonesia yang di klaim oleh negara
lain. Hal ini menunjukkan bahwa rasa kecintaan terhadap budaya bangsa sangat
rendah.
Beberapa budaya Indonesia yang di klaim negara lain
diantaranya sebagi berikut:
·
Alat music
Angklung dan Gamelan dari Jawa di klaim oleh Malaysia.
·
Lagu Jali-Jali, Injit-Injit Semut dan Rasa
Sayange di klaim oleh Malaysia.
·
Tari Reog Ponorogo
dan Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur di klaim Malaysia.
·
Naskah kuno dari
Riau, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara di klaim oleh
Malaysia.
·
Batik dari Jawa di
klaim Adidas.
·
Motif batik parang
dari Yogyakarta di klaim oleh Malaysia.
3)
Perubahan Budaya
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
mengilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Masuknya budaya asing
mempengaruhi perkembangan budaya lokal. Bahkan masyarakat yang tradisional kini
telah terpengaruh dengan adanya modernisasi. Semangat gotong royong kini juga
sudah berubah menjadi individualisme. Selain itu saat ini banyak generasi muda
yang saat lebih suka menonton tayangan drama Korea, Thailand, Jepang dan
Amerika daripada menonton wayang, ketoprak dan seni tari dari bangsanya
sendiri.
3.3.2 Upaya
Meningkatkan Jiwa Nasionalisme Melalui Kebudayaan
Banyaknya budaya bangsa
yang di klaim oleh negara tetangga berdampak baik dalam membangkitan semangat
nasionalisme. Masyarakat Indonesia sadar akan pentingnya kebudayaan sehingga
muncul rasa bangga dan ingin melindungi serta melestarikan beragam kebudayaan
yang ada.
Upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan jiwa nasionalisme melalui kebudayaan adalah
sebagai berikut:
1.
Tanamkan rasa
bangga terhadap keunikan bangsa kita dari segi budaya, yang menjadi ciri khas
dan membedakan dengan bangsa lain. Selain itu jangan ragu untuk mempelajari
keberagaman budaya yang kita miliki yang bahkan orang asing yang ingin
mempelajarinya.
2.
Kenalkan budaya
bangsa kepada generasi penerus sejak mereka masih kanak-kanak. Misalnya dengan
mengenalkan permainan tradisional seperti congklak, gobak sodor, Egrang dan
sebagainya. Hal ini sangat bermanfaat untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme dan
juga melestarikan budaya bangsa.
3.
Pertahankan sikap ramah tamah dan gotong
royong yang sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
4.
Penggunaan batik
di sekolah. Penetapan batik sebagai budaya bangsa oleh Unesco pada tanggal 2
Oktober 2009 juga ditetapkan sebagai hari batik nasional. Namun alangkah lebih
baik jika setiap sekolah di Indonesia menggunakan batik untuk seragam
identitasnya. Hal ini dapat akan lebih efektif dalam melestarikan budaya dan
juga menumbuhkan jiwa nasionalisme. Selain itu kreasi pakaian yang mengikuti
mode namun menggunakan motif batik juga dapat menjumbuhkan rasa bangga terhadap
batik itu sendiri.
5.
Jangan jenuh untuk
menonton kesenian daerah. Misalnya wayang, wayang merupakan salah satu kesenian
Indonesia yang sarat akan pesan moral. Apalagi jika bercerita tentang
perjuangan, hal ini tentu saja dapat meningkatkan jiwa nasionalisme.
6.
Menyaring budaya
asing yang masuk. Kita harus selektif dengan budaya asing yang masuk, ambil
yang mempunyai segi positifnya. Misalnya music dari Barat yang bisa
dikolaborasi dengan gending, sehingga menjadi musik pengiring tari kreasi baru
yang tidak membosankan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
- Nasionalisme
adalah paham cinta terhadap tanah air yang menimbulkan rasa bangga, dan keinginan
untuk mempertahankan serta mengembangkan tradisi atau budaya bangsanya.
- Kebudayaan
adalah keseluruhan system gagasan, tindakan hasil karya manusia yang
didapat dengan belajar, yang memiliki tujuh unsur pokok.
- Budaya
nasional sangat beragam. Setiap daerah di Indonesia memiliki adat
istiadat, bahasa dan kesenian daerah yang berbeda-beda. Perkembangan
budaya di Indonesia selalu mengalami naik dan turun. Di tengah derasnya
arus globalisasi banyak permasalahan tentang kebudayaan yang timbul di
Indonesia.
- Kebudayaan
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan nasionalisme. Karena dengan
adanya rasa cinta terhadap Tanah Air akan menimbulkan rasa bangga, ingin
melindungi dan melestarikan serta mengembangkan kebudayaan yang ada di
dalamnya. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan jiwa
nasionalisme melalui kebudayaan.
4.2 Saran
- Diharapkan masyarakat mengetahui
tentang Nasionalisme dan Kebudayaan di Indonesia.
- Diharapkan informasi ini dapat
tersebar ke masyarakat luas agar terbentuk jiwa nasionalisme dan
meningkatkan tingkat kepedulian terhadap budaya Indonesia.
- Diharapkan masyarakat mampu menyaring
pengaruh dari budaya asing yang masuk ke Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Minto.
2007. Pendidikan Kewarganegaraan
Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa. Jakarta: Grasindo.
Poesponegoro,
Marwati Djoened. 2008. Sejarah Nasional
Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka.
Suwarno. 2011. Latar Belakang dan Fase Awal Pertumbuhan
Kesadaran Nasional. Purwokerto: Putera Pelajar.
Jamli A, Edison.
2005. Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi
Akasara
Syarbaini
Syahrial. 2012. Pendidikaan Kewarganegaraan.
Jakarta: Media Pustaka
Priantomo Dhaniar
Anwar. 2005. Modul Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Kelas XI Semua Kompetensi Keahlian.
Public Jurnal. 2005. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Rahardjo Bambang. 2015. Informasi Seputar Pengetahuan Umum. Diakses pada tanggal 31 Maret
2017.
Search Yahoo. Diakses
pada tanggal 31 Maret 2017.
Search Yahoo.
Diakses pada tanggal 31 Maret 2017.
Search Yahoo.
Diakses pada tanggal 31 Maret 2017.
LAMPIRAN
1.
Pakaian Adat
- Rumah Adat
- Lagu Daerah
- Tarian
1)
Tarian yang
berasal dari Provinsi Nangroe Aceh Darusalam seperti Tari Seudati, Tari Saman
Meusekat, dan lainnya.
2)
Tarian yang
berasal dari Provinsi Sumatera Utara seperti Tari Serampang Dua Belas, Tari
Tor-tor dan yang lainnya.
3)
Tarian yang
berasal dari Provinsi Sumatera Barat seperti Tari Piring, Tari Payung dan yang
lainnya.
4)
Tarian yang
berasal dari Provinsi Riau seperti Tari Tandak, Tari Makan Sirih, dan yang
lainnya.
5)
Tarian yang
berasal dari Provinsi Kepulauan Riau seperti Tari Serampang Dua Belas, dan yang
lainnya.
6)
Tarian yang
berasal dari Provinsi Jambi seperti Tari Sekapur Sirih, Tari Selampir Delapan,
dan yang lainnya.
7)
Tarian yang
berasal dari Provinsi Bengkulu seperti Tari Andun, Tari Bidadari Teminang Anak,
dan lainnya.
8)
Tarian yang
berasal dari Provinsi Sumatera Selatan seperti Tari Tanggai, Tari Putri
Bekhusek, dan yang lainnya
9)
Tarian yang
berasal dari Provinsi Bangka Belitung seperti Tari Campak dan yang lainnya.
10) Tarian yang berasal dari Provinsi Lampung seperti Tari
Jangget, Tari Melinting, dan yang lainnya.
11) Tarian yang berasal dari Provinsi Banten seperti Tari
Merak, Tari Cokek, dan yang lainnya.
12) Tarian yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta seperti
Tari Topeng, Tari Yopong, dan lainnya.
13) Tarian yang berasal dari Provinsi Jawa Barat seperti
Tari Jaipong, Tari Topeng Kuncaran, Tari Merak, dan yang lainnya.Tarian yang
berasal dari Provinsi Jawa Tengah seperti Tari Serimpi, Tari Blambang Cakil,
dan yang lainnya.
14) Tarian yang berasal dari Provinsi DI Yogyakarta seperti
Tari Serimpi Sanggu Pati, Tari Bedhaya, dan yang lainnya.
15) Tarian yang berasal dari Provinsi Jawa Timur seperti
Tari Remong, Tari Reog Ponorogo, dan yang lainnya.
16) Tarian yang berasal dari Provinsi Bali misalnya Tari
Legong, Tari Kecak, Tari Pendet, dan lainnya.
17) Tarian yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Barat
seperti tari Mpa Lenggogo, Tari Gandrung, dan yang lainnya.
18) Tarian yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur
seperti Tari Perang, Tari Caci, dan yang lainnya.
19) Tarian yang berasal dari Provinsi Kalimantan Barat
seperti Tari Monong, Tari Zapin Tembung, dan yang lainnya.
20) Tarian yang berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah
seperti Tari Tambun dan Bungai, Tari Balean Dadas, dan yang lainnya.
21) Tarian yang berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan seperti
Tari Baksa Kembang, Tari Radab Rahayu, dan yang lainnya.
22) Tarian yang berasal dari Provinsi Kalimantan Timur
seperti Tari Gong, Tari Perang, dan yang lainnya.
23) Tarian yang berasal dari Provinsi Kalimantan Utara
seperti Tarian Kancet Ledo, dan yang lainnya.
24) Tarian yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan
seperti Tari Kipas, Tari Bosara, dan yang lainnya.
25) Tarian yang berasal dari Provinsi Sulawesi Tengah
seperti Tari Lumense, Tari Moduai, Tari Peule Cinde dan yang lainnya.
26) Tarian yang berasal dari Provinsi Sulawesi Tenggara
seperti Tari Balumpa, Tari Dinggu, dan yang lainnya.
27) Tarian yang berasal dari Provinsi Sulawesi Utara
seperti Tari Maengket, Tari Polo dan yang lainnya.
28) Tarian yang berasal dari Provinsi Sulawesi Barat
seperti Tari Toerang Batu, dan yang lainnya.
29) Tarian yang berasal dari Provinsi Gorontalo seperti
Tari Saronde, dan yang lainnya.
30) Tarian yang berasal dari Provinsi Maluku seperti Tari
Lenso, Tari Cakelele, dan yang lainnya.
31) Tarian yang berasal dari Provinsi Maluku Utara seperti
Tari Perang, Tari Nahar Ilaa, dan yang lainnya.
32) Tarian yang berasal dari Provinsi Papua seperti Tari
Selamat Datang, Tari Musyoh, dan yang lainnya.
33) Tarian yang berasal dari Provinsi Papua Barat seperti
Tari Suanggi, Tari Perang Papua, dan yang lainnya