oleh:
Dwi
Astuti Asih
1610301071
Universitas Tidar
I Pendahuluan
Menyimak
merupakan kegiatan reseptif untuk memperoleh informasi berbeda secara
bergantian. Secara sempit menyimak hanya ditangkap oleh indera pendengaran.
Namun secara luas menyimak melibatkan seluruh indera.
Menyimak
adalah proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi serta intepretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. (Tarigan, 2008:3).
Tujuan
dari kegiatan menyimak adalah untuk belajar, menikmati keindahan audial,
mengevaluasi, mengapresiasi materi simakan, mengomunikasikan ide-idenya
sendiri, membedakan bunyi-bunyi, memecahkan masalah, dan meyakinkan pendapat. (Tarigan,
2008:60-62)
Manfaat
dari kegiatan menyimak adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman, meningkatkan
intelektualitas, memperkaya kosakata, memperluas
wawasan, meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial, menggugah kreativitas dan
semangat, serta meningkatkan citra artistik. (Darmawan 2001:11-12)
1.1 Pemilihan Materi
Pemilihan materi simakan harus disesuaikan
dengan jenjang pendidikan karena dibutuhkan adanya kesesuaian antara materi
simakan yang disampaikan dengan kemampuan menyimak siswa. Proses kegiatan pembelajaran
menyimak menggunakan teknik-teknik tertentu. Teknik pengajaran kemampuan
menyimak adalah suatu teknik yang digunakan dalam proses pengajaran kemampuan
menyimak.
Teknik pengajaran kemampuan menyimak ada
empat belas, yaitu : Parafrase, Membuat Pertanyaan, Merangkum, Identifikasi
Kalimat Topik, Identifikasi Kata Kunci, Menyelesaikan Cerita, Bisik Berantai,
Siman Bilang, Menemukan Benda, Memperluas Kalimat, Dengar-Terka,
Dengar-Kerjakan, Dengar-Tulis, dan Dengar-Ulang-Ucap. Teknik-teknik pengajaran
menyimak tersebut bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memperoleh, memahami,
serta menganalisis materi simakan yang disampaikan oleh guru.
Pada tugas ini penulis hanya akan
menjelaskan beberapa teknik pengajaran menyimak, di antaranya yaitu: Siman
Bilang, Dengar-Terka, dan Menyelesaikan Cerita.
1.2 Pilihan Jenjang Pendidikan
Penulis
akan menerapkan teknik pengajaran menyimak yang telah dipilih pada jenjang pendidikan
sebagai berikut :
1.2.1
Siman Bilang : untuk siswa Taman
Kanak-Kanak (TK)
1.2.2
Dengar-Terka : untuk siswa kelas I
Sekolah Dasar (SD)
1.2.3
Menyelesaikan Cerita :
untuk siswa kelas II Sekolah Dasar (SD)
1.3 Tujuan
Tujuan
menggunakan teknik pengajaran menyimak Siman Bilang, Dengar-Terka dan
Menyelesaikan Cerita adalah sebagai berikut:
1.3.1
Meningkatkan konsentrasi dan daya ingat siswa.
1.3.2
Meningkatkan keaktifan siswa di dalam
proses belajar.
1.3.3
Memberikan metode belajar yang variatif
dan menarik.
1.3.4
Memotivasi siswa untuk belajar.
1.4 Manfaat
Bagi siswa teknik pengajaran menyimak ini
bermanfaat untuk mengetahui tolak ukur sejauh mana kemampuan siswa dalam
berkonsentrasi dan penalarannya dalam melaksanakan perintah. Teknik pengajaran
ini juga membuat suasana belajar menjadi menyenangkan dan siswa tidak merasa
bosan dalam proses pembelajaran. Selain itu keaktifan siswa juga semakin
bertambah.
II Pembahasan
Pada
tugas ini penulis akan menjelaskan tiga dari empat belas teknik pengajaran
kemampuan menyimak, yakni Siman Bilang, Dengar-Terka, dan Menyelesaikan Cerita.
Ketiga teknik pengajaran kemampuan menyimak ini diharapkan mampu memudahkan
siswa dalam memperoleh, memahami, serta menganalisis materi simakan yang
disampaikan oleh guru. Materi simakan yang disampaikan juga telah disesuaikan
dengan jenjang pendidikan supaya ada kesesuaian antara materi
simakan dengan kemampuan menyimak siswa.
2.1 Siman Bilang
Siman adalah nama orang, nama ini bisa
diganti dengan nama siapa pun.Teknik ini membutuhkan kemampuan menyimak yang
sangat tinggi. Cara menyampaikan teknik ini salah satunya adalah dengan cara
menyuruh satu peserta didik maju ke depan kelas untuk berperan sebagai Siman. Siman
akan mengucapkan kalimat perintah dan akan dilakukan oleh peserta didik yang
lainnya. Hanya yang diucapkan oleh Siman, bukan tindakan.
2.2.1 Proses Belajar Mengajar
Pada
teknik ini guru memberikan kesempatan kepada salah satu siswa yang berperan
sebagai Siman untuk maju ke depan kelas. Siswa tersebut disuruh memberikan
perintah kepada siswa lainnya. Siswa yang ada di depan harus mengucapkan “Siman
bilang…” terlebih dahulu dan semua siswa lainnya harus mengikuti perintah.
Apabila perintah yang diberikan tidak diawali “Siman bilang…” maka siswa lain
tidak boleh mengikuti perintah tersebut. Diperlukan kesiapan dan konsentrasi
penuh unuk melakukan apapun yang diperintahakan oleh Siman.
Contoh
:
Dias
adalah seorang siswa yang bersedia
menjadi Siman maju ke depan kelas.
Guru
:”Anak-anak ikuti perintah teman kita
yang di depan ya”.
Siswa
:”Siap Bu Guru”.
Dias :”Siman bilang… angkat tangan kanan!”
Siswa : (Angkat tangan kanan)
Dias : “Siman bilang… berdiri!”
Siswa : (Berdiri)
Dias :”Semuanya tepuk tangan!”
Siswa : (Diam)
Dias :”Siman bilang… duduk!”
Siswa : (Duduk)
Dias :”Semuanya angkat tangan kanan!”
Siswa : (Diam)
2.1.2
Evaluasi
Semua
siswa dapat melaksanakan perintah dengan baik, mereka dapat berkonsentrasi sehingga
tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan perintah.
2.1.3 Inisiatif
Teknik
pengajaran menyimak Siman Bilang dapat digunakan sebagai teknik keterampilan
berbicara, yaitu dengan menyuruh siswa berperan sebagai Siman secara
bergantian. Selain itu dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menciptakan
sebuah perintah, mendorong tingkat kedisiplinan dan kecakapan siswa dalam
melaksanakan perintah, serta melatih siswa untuk berpikir kritis.
2.2 Dengar-Terka
Teknik ini membutuhkan kemampuan menyimak
dengan cermat. Teknik ini dilakukan dengan cara guru memberikan deskripsi yang
menggambarkan suatu benda dan peserta didik diharapkan mampu menebaknya.
2.2.1 Proses Belajar
Mengajar
Guru mendeskripsikan ciri – ciri suatu
benda. Siswa mendengarkan apa yang diucapkan oleh guru lalu menerka benda yang
dimaksud.
Contoh:
Guru
:” Anak-anak, mari kita bermain
tebak-tebakan.
Nanti
Bu Guru akan menyebutkan ciri-ciri suatu benda, yang tahu jawabannya segera
angkat tangan ya.”
Siswa :”Siap Bu Guru.”
Guru :”Baiklah, kita mulai.
Aku
adalah sejenis angkutan umum. Aku selalu menjadi pilihan banyak orang yang
ingin bepergian jauh ke berbagai pulau dan negara. Perjalanan denganku sangat
mengasyikkan dan bebas macet. Denganku kalian dapat melihat rumah kalian jauh
di angkasa. Siapakah aku?”
Siswa :”Pesawat Terbang!”
Guru :” Benar! Lagi ya,..
Aku
adalah makhluk hidup seperti kalian. Aku memiliki empat kaki. Tubuhku berbulu.
Aku suka makan ikan. Siapakah aku?”
Siswa :”Kucing!”
2.2.2 Evaluasi
Semua
siswa yang sudah bisa menerka benda-benda yang dimaksud.
2.2.3 Inisiatif
Teknik
pengajaran kemampuan menyimak dengar-terka dapat dijadikan sebagai metode
pengembangan kreativitas anak, terutama untuk mengembangkan imajinasi dan
penalarannya. Selain itu juga melatih siswa untuk berpikir kritis dan logis.
2.3 Menyelesaikan Cerita
Teknik pengajaran kemamuan menyimak ini
membutuhkan konsentrasi tinggi, kreatifitas dan imajinasi. Bisa dilakukan
secara individu maupun kelompok.
2.3.1
Proses
Belajar Mengajar
Pada
teknik pengajaran menyimak ini membutuhkan konsentrasi, kreatifitas dan
imajinasi yang tinggi. Cara penerapannya :
2.3.1.1 Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok setiap kelompok beranggotakan 4-5 anak.
2.3.1.2 Kelompok
pertama maju ke depan kelas.
2.3.1.3 Guru
membacakan sebuah penggalan cerita yang telah disiapkan.
Contoh: Pada zaman dahulu, hiduplah seekor kancil yang
cerdik…. (dilanjutkan siswa)
2.3.1.4 Siswa
langsung melanjutkan penggalan cerita dari guru.
2.3.1.5 Misalnya
siswa pertama dalam kelompok tersebut mampu melanjutkan cerita seperempatnya,
kemudian siswa kedua dalam kelompok tersebut melanjutkan cerita temannya yang
pertama tadi.
2.3.1.6 Hal
ini terus berlangsung hingga semua anggota kelompok mendapat giliran bercerita.
Contoh:
Kelompok
pertama maju ke depan kelas.
Guru :”Anak-anak, lanjutkan cerita dari bu guru
ya.
Pada
zaman dahulu, Kancil merupakan binatang yang paling cerdik di dalam hutan.
Banyak binatang di dalam hutan datang kepadanya untuk meminta pertolongan
apabila mereka menghadapi masalah. Walaupun ia menjadi tempat tumpuan
binatang-binatang di dalam hutan, tetapi ia tidak menunjukkan sikap yang
sombong malah bersedia membantu kapan saja.”
Siswa
1:”Suatu hari Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan.
Cuaca
pada hari itu sangat panas dan karena terlalu lama berjalan, Kancil merasa
kehausan. Lalu ia berusaha mencari sungai terdekat. Setelah mengelilingi hutan
akhirnya Kancil aliran sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa membuang waktu,
Kancil minum sepuas-puasnya. Dinginnya air sungai itu menghilangkan rasa
dahaganya.
Kancil
melanjutkan perjalanannya menyusuri sungai. Apabila merasa lelah, ia
beristirahat sebentar di bawah pohon beringin yang sangat rindang. Setelah itu,
Kancil kembali menyusuri sungai tersebut sambil memakan dedaunan kegemarannya.
Ketika tiba di suatu tempat, Kancil melihat kebun buah-buahan di seberang
sungai. “Alangkah enaknya jika aku dapat menyeberangi sungai ini dan dapat
menikmati buah-buahan tersebut,” pikir Kancil.“
Siswa
2:”Kancil terus berpikir mencari akal untuk menyeberangi sungai itu.
Tiba-tiba
seekor buaya menggigit kakinya. Beberapa buaya lain juga berenang mendekat.
Kancil tahu ia harus segera menemukan akal untuk menyelamatkan diri.
“Halo
buaya,” kata kancil sambil menyembunyikan suaranya yang gemetar.
“Kebetulan
kita bertemu di sini, jadi aku tidak perlu memanggil kalian.” Para buaya
bingung, mengapa kancil ingin bertemu dengan mereka? Buaya yang menggigit kaki
kancil bahkan sudah melepaskan gigitannya. Kancil bisa saja melarikan diri,
namun ia tahu buaya dapat bergerak dengan sangat cepat. Ia pasti tertangkap
lagi.
Siswa
3:”Begini, buaya,” lanjut kancil.
“Aku
diperintah oleh Baginda Raja untuk menghitung jumlah penduduk hutan ini. Berapa
jumlah semua buaya di sungai ini?” Para buaya saling berpandang-pandangan.
Mereka tidak tahu berapa jumlah buaya yang ada di sana.Kancil menunggu sejenak.
“Kalian
tidak tahu?” Para buaya menggeleng.
“Baiklah,”
kata kancil.
“Panggil semua buaya kemari.”
Semua
buaya dipanggil. Kancil pun mulai menghitung buaya sambil menunjuk-nunjuk. Ia
tampak kesulitan menghitung
“Lebih
baik kalian berjajar dari sini ke seberang sana. Aku akan lebih mudah
menghitung kalian.” Para buaya sibuk berjajar. Kancil kemudian menghitung
mereka dengan melompat-lompat dari punggung buaya yang satu ke yang lain.
Siswa
4:“Satu... dua... tiga..., dan terakhir lima belas!”
Kancil
sambil menghitung lalu melompat ke daratan. Namun kancil kelihatan bingung. Ia
bergumam keras-keras.
“Berapa
ya tadi? Lima belas atau enam belas?”
Para
buaya mulai beranjak dari barisannya.
“Jangan
bubar dulu. Lebih baik kuhitung sekali lagi.” Kancil lalu menghitung ulang,
setelah menghitung buaya yang terakhir kancil melompat ke seberang sungai.
“Terimakasih
buaya kau telah membantuku.”
Kancil
lalu berlari menuju kebun buah-buahan, meninggalkan buaya yang marah karena
telah dibohongi.”
2.3.2 Evaluasi
Siswa
mampu melanjutkan cerita dengan mengembangkan imajinasinya dan dapat
menyelesaikan cerita tersebut.
2.3.3 Inisiatif
Teknik
pengajaran menyimak menyelesaikan cerita dapat meningkatkan keterampilan
berbicara, khususnya ketika siswa maju ke depan kelas untuk menyelesaikan
cerita. Selain itu juga menambah pengetahuan dan wawasan siswa.
III Penutup
Menyimak
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang cukup mendasar dalam aktivitas
berkomunikasi. Oleh karena itu keterampilan menyimak harus ditingkatkan karena
sangat dibutuhkan oleh manusia, terutama untuk kepentingan lingkungan pendidikan.
Proses kegiatan pembelajaran menyimak menggunakan teknik-teknik tertentu
dilakukan untuk menghindari kesan yang monoton terhadap strategi mengajar guru
di sekolah. Selain itu, melalui penggunaan teknik menyimak yang beragam
menjadikan pembelajaran lebih menarik bagi siswa.
3.1 Implikasi
Setelah
siswa mampu menguasai materi simakan melalui teknik pengajaran menyimak Siman
Bilang, Dengar-Terka dan Menyelesaikan Cerita, maka siswa akan lebih pandai
dalam memecahkan masalah di lingkungan. Selain itu siswa akan dapat menilai
sikap dan perilaku orang-orang disekelilingnya.
3.2 Kontribusi
Teknik
pengajaran menyimak Siaman Bilang, Dengar-Terka dan Menyelesaikan Cerita
berkontribusi terhadap siswa, di antaranya memberikan rasa senang, bersifat
menghibur, menumbuhkan kedisiplinan, meningkatkan intelektual, menambah
pengetahuan dan wawasan, serta meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian.
Selain itu juga menumbuhkan rasa kompetisi dalam diri siswa.
No comments:
Post a Comment