Monday, 10 July 2017

Materi Simakan



Materi Simakan dengan Teknik Siman Bilang, Dengar-Terka, dan Menyelesaikan Cerita.



oleh:
Dwi Astuti Asih
1610301071
Universitas Tidar 




I Pendahuluan
Menyimak merupakan kegiatan reseptif untuk memperoleh informasi berbeda secara bergantian. Secara sempit menyimak hanya ditangkap oleh indera pendengaran. Namun secara luas menyimak melibatkan seluruh indera.
Menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta intepretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. (Tarigan, 2008:3).
Tujuan dari kegiatan menyimak adalah untuk belajar, menikmati keindahan audial, mengevaluasi, mengapresiasi materi simakan, mengomunikasikan ide-idenya sendiri, membedakan bunyi-bunyi, memecahkan masalah, dan meyakinkan pendapat. (Tarigan, 2008:60-62)
Manfaat dari kegiatan menyimak adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman, meningkatkan intelektualitas, memperkaya kosakata, memperluas wawasan, meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial, menggugah kreativitas dan semangat, serta meningkatkan citra artistik. (Darmawan 2001:11-12)

1.1  Pemilihan Materi
      Pemilihan materi simakan harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan karena dibutuhkan adanya kesesuaian antara materi simakan yang disampaikan dengan kemampuan menyimak siswa. Proses kegiatan pembelajaran menyimak menggunakan teknik-teknik tertentu. Teknik pengajaran kemampuan menyimak adalah suatu teknik yang digunakan dalam proses pengajaran kemampuan menyimak.
      Teknik pengajaran kemampuan menyimak ada empat belas, yaitu : Parafrase, Membuat Pertanyaan, Merangkum, Identifikasi Kalimat Topik, Identifikasi Kata Kunci, Menyelesaikan Cerita, Bisik Berantai, Siman Bilang, Menemukan Benda, Memperluas Kalimat, Dengar-Terka, Dengar-Kerjakan, Dengar-Tulis, dan Dengar-Ulang-Ucap. Teknik-teknik pengajaran menyimak tersebut bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memperoleh, memahami, serta menganalisis materi simakan yang disampaikan oleh guru.
      Pada tugas ini penulis hanya akan menjelaskan beberapa teknik pengajaran menyimak, di antaranya yaitu: Siman Bilang, Dengar-Terka, dan Menyelesaikan Cerita.

1.2  Pilihan Jenjang Pendidikan
Penulis akan menerapkan teknik pengajaran menyimak yang telah dipilih pada jenjang pendidikan sebagai berikut :

1.2.1        Siman Bilang                 : untuk siswa Taman Kanak-Kanak (TK)
1.2.2        Dengar-Terka                : untuk siswa kelas I Sekolah Dasar (SD)
1.2.3        Menyelesaikan Cerita   : untuk siswa kelas II Sekolah Dasar (SD)


1.3  Tujuan
Tujuan menggunakan teknik pengajaran menyimak Siman Bilang, Dengar-Terka dan Menyelesaikan Cerita adalah sebagai berikut:

1.3.1        Meningkatkan konsentrasi dan daya ingat siswa.
1.3.2        Meningkatkan keaktifan siswa di dalam proses belajar.
1.3.3        Memberikan metode belajar yang variatif dan menarik.
1.3.4        Memotivasi siswa untuk belajar.


1.4  Manfaat
Bagi siswa teknik pengajaran menyimak ini bermanfaat untuk mengetahui tolak ukur sejauh mana kemampuan siswa dalam berkonsentrasi dan penalarannya dalam melaksanakan perintah. Teknik pengajaran ini juga membuat suasana belajar menjadi menyenangkan dan siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. Selain itu keaktifan siswa juga semakin bertambah.









II Pembahasan
Pada tugas ini penulis akan menjelaskan tiga dari empat belas teknik pengajaran kemampuan menyimak, yakni Siman Bilang, Dengar-Terka, dan Menyelesaikan Cerita. Ketiga teknik pengajaran kemampuan menyimak ini diharapkan mampu memudahkan siswa dalam memperoleh, memahami, serta menganalisis materi simakan yang disampaikan oleh guru. Materi simakan yang disampaikan juga telah disesuaikan dengan jenjang pendidikan supaya ada kesesuaian antara materi simakan dengan kemampuan menyimak siswa.

2.1  Siman Bilang
Siman adalah nama orang, nama ini bisa diganti dengan nama siapa pun.Teknik ini membutuhkan kemampuan menyimak yang sangat tinggi. Cara menyampaikan teknik ini salah satunya adalah dengan cara menyuruh satu peserta didik maju ke depan kelas untuk berperan sebagai Siman. Siman akan mengucapkan kalimat perintah dan akan dilakukan oleh peserta didik yang lainnya. Hanya yang diucapkan oleh Siman, bukan tindakan.

2.2.1 Proses Belajar Mengajar
Pada teknik ini guru memberikan kesempatan kepada salah satu siswa yang berperan sebagai Siman untuk maju ke depan kelas. Siswa tersebut disuruh memberikan perintah kepada siswa lainnya. Siswa yang ada di depan harus mengucapkan “Siman bilang…” terlebih dahulu dan semua siswa lainnya harus mengikuti perintah. Apabila perintah yang diberikan tidak diawali “Siman bilang…” maka siswa lain tidak boleh mengikuti perintah tersebut. Diperlukan kesiapan dan konsentrasi penuh unuk melakukan apapun yang diperintahakan oleh Siman.
Contoh :
Dias adalah  seorang siswa yang bersedia menjadi Siman maju ke depan kelas.
Guru    :”Anak-anak ikuti perintah teman kita yang di depan ya”.
Siswa   :”Siap Bu Guru”.
Dias     :”Siman bilang… angkat tangan kanan!”
Siswa   : (Angkat tangan kanan)
Dias     : “Siman bilang… berdiri!”
Siswa   : (Berdiri)
Dias     :”Semuanya tepuk tangan!”
Siswa   : (Diam)
Dias     :”Siman bilang… duduk!”
Siswa   : (Duduk)
Dias     :”Semuanya angkat tangan kanan!”
Siswa   : (Diam)

2.1.2 Evaluasi
Semua siswa dapat melaksanakan perintah dengan baik, mereka dapat berkonsentrasi sehingga tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan perintah.

2.1.3 Inisiatif
Teknik pengajaran menyimak Siman Bilang dapat digunakan sebagai teknik keterampilan berbicara, yaitu dengan menyuruh siswa berperan sebagai Siman secara bergantian. Selain itu dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menciptakan sebuah perintah, mendorong tingkat kedisiplinan dan kecakapan siswa dalam melaksanakan perintah, serta melatih siswa untuk berpikir kritis.

2.2   Dengar-Terka
Teknik ini membutuhkan kemampuan menyimak dengan cermat. Teknik ini dilakukan dengan cara guru memberikan deskripsi yang menggambarkan suatu benda dan peserta didik diharapkan mampu menebaknya.

2.2.1 Proses Belajar Mengajar
Guru mendeskripsikan ciri – ciri suatu benda. Siswa mendengarkan apa yang diucapkan oleh guru lalu menerka benda yang dimaksud.
Contoh:
Guru    :” Anak-anak, mari kita bermain tebak-tebakan.
Nanti Bu Guru akan menyebutkan ciri-ciri suatu benda, yang tahu jawabannya segera angkat tangan ya.”
Siswa   :”Siap Bu Guru.”
Guru    :”Baiklah, kita mulai.
Aku adalah sejenis angkutan umum. Aku selalu menjadi pilihan banyak orang yang ingin bepergian jauh ke berbagai pulau dan negara. Perjalanan denganku sangat mengasyikkan dan bebas macet. Denganku kalian dapat melihat rumah kalian jauh di angkasa. Siapakah aku?”
Siswa   :”Pesawat Terbang!”
Guru    :” Benar! Lagi ya,..
Aku adalah makhluk hidup seperti kalian. Aku memiliki empat kaki. Tubuhku berbulu. Aku suka makan ikan. Siapakah aku?”
Siswa   :”Kucing!”

2.2.2 Evaluasi
Semua siswa yang sudah bisa menerka benda-benda yang dimaksud.

2.2.3 Inisiatif
Teknik pengajaran kemampuan menyimak dengar-terka dapat dijadikan sebagai metode pengembangan kreativitas anak, terutama untuk mengembangkan imajinasi dan penalarannya. Selain itu juga melatih siswa untuk berpikir kritis dan logis.

2.3  Menyelesaikan Cerita
Teknik pengajaran kemamuan menyimak ini membutuhkan konsentrasi tinggi, kreatifitas dan imajinasi. Bisa dilakukan secara individu maupun kelompok.

2.3.1     Proses Belajar Mengajar
Pada teknik pengajaran menyimak ini membutuhkan konsentrasi, kreatifitas dan imajinasi yang tinggi. Cara penerapannya :
2.3.1.1  Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok setiap kelompok  beranggotakan 4-5 anak.
2.3.1.2  Kelompok pertama maju ke depan kelas.
2.3.1.3  Guru membacakan sebuah penggalan cerita yang telah disiapkan.
Contoh:  Pada zaman dahulu, hiduplah seekor kancil yang cerdik…. (dilanjutkan siswa)
2.3.1.4  Siswa langsung melanjutkan penggalan cerita dari guru.
2.3.1.5  Misalnya siswa pertama dalam kelompok tersebut mampu melanjutkan cerita seperempatnya, kemudian siswa kedua dalam kelompok tersebut melanjutkan cerita temannya yang pertama tadi.
2.3.1.6  Hal ini terus berlangsung hingga semua anggota kelompok mendapat giliran bercerita.
Contoh:
Kelompok pertama maju ke depan kelas.
Guru    :”Anak-anak, lanjutkan cerita dari bu guru ya.
Pada zaman dahulu, Kancil merupakan binatang yang paling cerdik di dalam hutan. Banyak binatang di dalam hutan datang kepadanya untuk meminta pertolongan apabila mereka menghadapi masalah. Walaupun ia menjadi tempat tumpuan binatang-binatang di dalam hutan, tetapi ia tidak menunjukkan sikap yang sombong malah bersedia membantu kapan saja.”
Siswa 1:”Suatu hari Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan.
Cuaca pada hari itu sangat panas dan karena terlalu lama berjalan, Kancil merasa kehausan. Lalu ia berusaha mencari sungai terdekat. Setelah mengelilingi hutan akhirnya Kancil aliran sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa membuang waktu, Kancil minum sepuas-puasnya. Dinginnya air sungai itu menghilangkan rasa dahaganya.
Kancil melanjutkan perjalanannya menyusuri sungai. Apabila merasa lelah, ia beristirahat sebentar di bawah pohon beringin yang sangat rindang. Setelah itu, Kancil kembali menyusuri sungai tersebut sambil memakan dedaunan kegemarannya. Ketika tiba di suatu tempat, Kancil melihat kebun buah-buahan di seberang sungai. “Alangkah enaknya jika aku dapat menyeberangi sungai ini dan dapat menikmati buah-buahan tersebut,” pikir Kancil.“
Siswa 2:”Kancil terus berpikir mencari akal untuk menyeberangi sungai itu.
Tiba-tiba seekor buaya menggigit kakinya. Beberapa buaya lain juga berenang mendekat. Kancil tahu ia harus segera menemukan akal untuk menyelamatkan diri.
“Halo buaya,” kata kancil sambil menyembunyikan suaranya yang gemetar.
“Kebetulan kita bertemu di sini, jadi aku tidak perlu memanggil kalian.” Para buaya bingung, mengapa kancil ingin bertemu dengan mereka? Buaya yang menggigit kaki kancil bahkan sudah melepaskan gigitannya. Kancil bisa saja melarikan diri, namun ia tahu buaya dapat bergerak dengan sangat cepat. Ia pasti tertangkap lagi.
Siswa 3:”Begini, buaya,” lanjut kancil.
“Aku diperintah oleh Baginda Raja untuk menghitung jumlah penduduk hutan ini. Berapa jumlah semua buaya di sungai ini?” Para buaya saling berpandang-pandangan. Mereka tidak tahu berapa jumlah buaya yang ada di sana.Kancil menunggu sejenak.
“Kalian tidak tahu?” Para buaya menggeleng.
“Baiklah,” kata kancil.
 “Panggil semua buaya kemari.”
Semua buaya dipanggil. Kancil pun mulai menghitung buaya sambil menunjuk-nunjuk. Ia tampak kesulitan menghitung
“Lebih baik kalian berjajar dari sini ke seberang sana. Aku akan lebih mudah menghitung kalian.” Para buaya sibuk berjajar. Kancil kemudian menghitung mereka dengan melompat-lompat dari punggung buaya yang satu ke yang lain.
Siswa 4:“Satu... dua... tiga..., dan terakhir lima belas!”
Kancil sambil menghitung lalu melompat ke daratan. Namun kancil kelihatan bingung. Ia bergumam keras-keras.
“Berapa ya tadi? Lima belas atau enam belas?”
Para buaya mulai beranjak dari barisannya.
“Jangan bubar dulu. Lebih baik kuhitung sekali lagi.” Kancil lalu menghitung ulang, setelah menghitung buaya yang terakhir kancil melompat ke seberang sungai.
“Terimakasih buaya kau telah membantuku.”
Kancil lalu berlari menuju kebun buah-buahan, meninggalkan buaya yang marah karena telah dibohongi.”

2.3.2 Evaluasi
Siswa mampu melanjutkan cerita dengan mengembangkan imajinasinya dan dapat menyelesaikan cerita tersebut.

2.3.3 Inisiatif
Teknik pengajaran menyimak menyelesaikan cerita dapat meningkatkan keterampilan berbicara, khususnya ketika siswa maju ke depan kelas untuk menyelesaikan cerita. Selain itu juga menambah pengetahuan dan wawasan siswa.

























III Penutup
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang cukup mendasar dalam aktivitas berkomunikasi. Oleh karena itu keterampilan menyimak harus ditingkatkan karena sangat dibutuhkan oleh manusia, terutama untuk kepentingan lingkungan pendidikan. Proses kegiatan pembelajaran menyimak menggunakan teknik-teknik tertentu dilakukan untuk menghindari kesan yang monoton terhadap strategi mengajar guru di sekolah. Selain itu, melalui penggunaan teknik menyimak yang beragam menjadikan pembelajaran lebih menarik bagi siswa.

3.1  Implikasi
Setelah siswa mampu menguasai materi simakan melalui teknik pengajaran menyimak Siman Bilang, Dengar-Terka dan Menyelesaikan Cerita, maka siswa akan lebih pandai dalam memecahkan masalah di lingkungan. Selain itu siswa akan dapat menilai sikap dan perilaku orang-orang disekelilingnya.

3.2  Kontribusi

Teknik pengajaran menyimak Siaman Bilang, Dengar-Terka dan Menyelesaikan Cerita berkontribusi terhadap siswa, di antaranya memberikan rasa senang, bersifat menghibur, menumbuhkan kedisiplinan, meningkatkan intelektual, menambah pengetahuan dan wawasan, serta meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian. Selain itu juga menumbuhkan rasa kompetisi dalam diri siswa.

No comments:

Post a Comment