Sunday 27 May 2018

Resensi Novel "Bidadari Bermata Bening" Karya Habiburrahman El Shirazy

Sumber: Internet

Identitas Novel

Judul                           : Bidadari Bermata Bening

Pengarang                   : Habiburrahman El Shirazy

ISBN                           : 978-602-0822-64-8

Issue                            : Jakarta, 2017

Jumlah Halaman          : 377 halaman

Tebal                           : 13.5×20.5

Berat                           : 300 gram

Penerbit                     : REPUBLIKA PENERBIT




Sinopsis Novel

Novel ini menceritakan tentang sosok santriwati santun yang menjadi khadimah atau pembantu di rumah Pak Kyai dan Bu Nyai pondok pesantrennya, bernama Ainul Mardhiyah yang dalam Alquran dikisahkan sebagai ratunya bidadari. Ia kerap dipanggil Ayna. Banyak yang meragukan kemampuannya. Namun ia terus berjuang keras, sehingga mampu meraih prestasi. 

Jalan cerita keluarga Ayna di beri sentuhan yang tidak biasa. Ia hidup sebatang kara. Tokoh perempuan yang tangguh, bersih dan bagus hatinya serta keistiqomahnya, selalu bersama dengan Allah SWT dan membuat ahlak dan adabnya layak ditiru. Adab itu, ditunjukkan Ayna kepada guru, kiai dan orang tua, termasuk ke pamannya yang sedikit jahat. 

Kebaikan yang pasti dibalas kebaikan pula, keyakinan ini yang membuat Ayna tidak pesimis berbuat baik kepada orang lain, itu yang dapat kita petik dari kisah perjuangan Ayna. Prestasi, kesabaran dan kesantunan Ayna ini mampu mengantarkannya menuju keberuntungan-keberuntungan yang tak terduga. Namun, dibalik kesenangan yang Ayna dapatkan, banyak kesulitan yang telah ia lalui. Kisah asmara, kisah keluarga, dijalani penuh suka duka. Hingga akhirnya Ayna benar benar menemukan kebahagiaan yang hakiki, hidup dengan laki-laki yang ia cintai semenjak mengabdi menjadi seorang khadimah di pesantren yaitu Gus Afiffudin anak dari Kyainya.


1.      Unsur Intrinsik
Tema                           : percintaan.

Alur atu plot                : maju-mundur

Latar                            :
Latar suasana: Menegangkan, menakutkan, menyenangkan, menyedihkan.

Latar tempat: Di Pesantren, Pasar Secang, Rumah Ayna, Yogyakarta, Bandara, Lombok, Rumah Yoyok, Rumah Sakit, Bandung.

Latar waktu: Pagi hari, siang hari, malam hari dan tengah malam.

Sudut pandang                        : Orang Ketiga Serba Tahu

Tokoh dan penokohan: Ayna : Baik hati, religius, penyabar, ramah.

                                      Gus Afif : Religius, penyabar, baik hati, ramah.

                                      Pak Kyai : Baik hati, bijaksana.

                                      Bu Nyai : Baik hati, bijaksana.

                                      Pakdhe dan Budhe : Gila harta.

                                      Yoyok : Licik, Koruptor.

                                      Pak Kusmono : Licik, Koruptor

                                      Bu Rosidah : Baik hati, bijaksana.

Amanat                       :
  1) Jangan mudah menyerah dalam meraih mimpi.

  2) Jangan mudah berprasangka buruk kepada orang lain.

  3) Patuhilah nasihat guru dan orang tua.

  4) Cinta tidak bisa dipaksakan.

  5) Sabar adalah kunci kesuksesan.

Gaya Bahasa               : Gaya bahasa sederhana, tidak memilih majas sulit yang butuh diinterpretasikan terlebih dahulu. Namun, karena hal inilah unsur estetis novel tidak begitu terasa. Penulis cenderung menggunakan kutipan-kutipan sederhana yang membuat pembaca terbawa perasaan.


2.             Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik dalam novel “Bidadari Bermata Bening “adalah sebagai berikut :

Nilai moral      :
1) Hargai hak dan pendapat orang lain.

2) Jangan menyimpan dendam kepada orang.

3) Patuhi perintah guru dan orang tua.

Nilai religius    : Senantiasa beribadah kepada Tuhan.

Nilai Sosial      : Senantiasa menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan.







No comments:

Post a Comment