Onde – Onde Imut
Alkisah di
sebuah Negara yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo,
tinggallah seorang pangeran yang hidup serba berkecukupan. Pangeran tersebut
adalah putra mahkota yang akan menggantikan tahta berikutnya.
Akan tetapi, pangeran
tadi tidak puas dengan kehidupan yang serba berkecukupan. Dia ingin mengembara,
menyusuri hutan demi hutan. Mencari jati diri dan pengalaman hidup. Pangeran
lantas pergi bersama pengawalnya yang bernama Bejo.
Babak
Pertama
Adegan
1:
Dua orang berjalan
waspada melihat keatas dan kebawah, mencari binatang buruan sambil membawa
senjatanya.
Pangeran :
“Jo..!!!! Bejo? Kamu di mana, Jo? ” (berteriak
sambil berjalan mundur)
Bejo : “Pangeran..!!!! Pangeran? Kamu di mana pangeran?” (berteriak sambil
berjalan
mundur)
(Kemudian bertabrakan bersama, sampai gelimbungan)
Pangeran :
“Aduh!!!! Kamu itu!! Hati-hati dong, Jo.”
Bejo : “Hehehe… Maaf pangeran. Saya tidak tahu jika di
belakang ada Pangeran. ”
Pangeran : “Sini sini Jo! Aku mau cerita. ”
Bejo : “Ada apa Pangeran? Kok Pangeran terlihat galau.”
Pangeran : “Kok tidak ada binatang ya hari ini?
Padahal aku sudah sudah bawa senjata ini
lhoo.” (Memainkan
senjatanya)
Bejo : “Ya pangeran, sepi sekali.
Tapi di mana ya Pangeran? Apakah mereka masih
tidur Pangeran, soalnya ini kan hari libur?”
Pangeran : “Kenapa kamu tanya saya? Memangnya
saya tahu?”
Bejo : “Ya mungkin saja Pangeran tahu.”
Pangeran : (cemberut)
Bejo : “Eh lihat itu…. Ada binatang
yang lewat, Pangeran!”
(Pangeran dan pengawalnya berdiri, lalu mengarahkan senjatanya ke arah
binatang)
Pangeran : “Yeee….. akhirnya dapat juga.” (menenteng hasil buruan)
Adegan
2
Seorang
perempuan datang sambil membawa seikat kayu bakar. Perempuan itu lalu
berjongkok untuk membenarkan ikatan kayu bakarnya yang terlepas tak jauh dari
tempat Pangeran dan Bejo berdiri.
Pangeran : “Siapa itu, Jo?”
Bejo : “Saya tidak tahu
pangeran.”
Pangeran : “Maaf, Bu, boleh saya
bertanya?”
Mbok Rondo Dadakan: (diam dan sibuk dengan kayu bakarnya)
Pangeran : “Permisi, Bu.” (menyentuh
pundak Mbok Rondo Dadakan)
Mbok Rondo Dadakan:
“Waladalah… Siapa kamu?!” (Kaget lalu berdiri dan menunjuk
Pangeran dengan sebatang ranting)
Pangeran : “Saya pengembara, Bu. Maaf, ini desa apa ya?”
Mbok Rondo Dadakan: “Ini
desa Tuguran, Nak. Kamu sedang apa di sini?”
Pangeran : “Saya
sedang mengembara, Bu. Tapi saya tersesat dan tak tahu arah jalan
pulang. Tahu nggak sihh, Bu? Bahkan kemarin
saya terjatuh dan tak bisa
bangkit lagi lohh.”
Mbok Rondo Dadakan: “Wahh
kasihan sekali Kalian ini. Ya sudah, ikut saya saja. Kamu akan
saya jadikan anak angkat, bagaimana?”
Pangeran : “Bagaimana,Jo?” (menoleh ke arah Bejo)
Bejo : “Kalau saya terserah
Pangeran saja.”
Pangeran : “Baiklah, Bu. Saya mau.”
(menatap ke arah Mbok Rondo Dadakan)
Mbok Rondo Dadakan:
“Mulai sekarang Kamu jadi anakku, namamu jadi Onde-Onde Imut, dan
Kamu juga ikut ya. Panggil saya SiMbok aja
ya.” (sembari menunjuk
Bejo)
Bejo : “Baiklah, Bu. Sini, Mbok, biar saya saja
yang membawakan kayunya.”
(Onde-Onde Imut bersama Bejo lalu mengikuti Mbok Rondo Dadakan menuju
rumahnya)
Babak
Kedua
Adegan
1:
Di pagi yang
cerah, Mbok Rondo Kempling sedang berjalan-jalan. Tiba-tiba di tengah
perjalanan dia bertemu dengan Mbok Rondo Dadakan.
Mbok Rondo Dadakan : “Jeng
mau kemana?” (menenteng belanjaaan dan
membawa payung)
Mbok Rondo Kempling:”Mau
jalan-jalan nihh, Jeng, gabut di rumah mulu. Wahh itu kok
belanjaannya banyak banget, kan arisannya
sudah minggu kemarin.
(Tangan
yang satunya kipas-kipas, sedangkan yang satunya menunjuk
belanjaan yang dibawa Mbok Rondo Dadakan)
Mbok Rondo Dadakan: “Enggak
kok, Jeng. Jadi gini, saya sekarang punya anak angkat lohh.
Anaknya itu ganteng aneeed, Oya, putrinya
Jeng Kempling kan cantik-
cantik tuh. Nanti boleh ikut sayembara
loh.”
Mbok Rondo Kempling:” Hah
beneran? Wah kalau begitu saya pulang saja, mau memberitahu
putri-putriku yang cantik jelita seperti
ibunya. Mari, Jeng.”
(melambaikan
tangan)
Mbok Rondo Dadakan :”Iya,Jeng.
Hati-hati di jalan.”
Adegan
2:
Setiba di
rumah, Mbok Rondo Kempling segera memanggil putri-putrinya yang bernama
Lanthing Merah, Lanthing Biru dan Lanthing Hijau serta salah seorang anak
tirinya bernama Lanthing Kuning. Mbok Rondo Kempling sangat cinta dan sayang kepada
anak-anaknya itu kecuali pada Lanthing Kuning.
Mbok Rondo Kempling: “Anak-anakku
yang cantik-cantik, sini, Nak.”
Lanthing-Lanthing : “Ya Mbok.”
Mbok Rondo Kempling:
“Begini, Nak, ada berita yang sangat penting.”
Lanthing Merah : “Berita apa itu, Mbok?”
Lanthing Biru : “Ya, Mbok, kelihatannya
penting sekali.”
Lanthing Hijau : “Ada apa sih, Mbok?” (Manja, mendekat
sambil memegang tangan Mbok
Rondo Kempling)
Mbok Rondo Kempling:
“Kalian tahu enggak? Mbok Rondo Dadakan sekarang punya anak angkat
yang sangat tampan lhoo. Namanya Onde-Onde
Imut.”
Lanthing-Lanthing :
“Onde-Onde Imut?? Tampan?? Ya ampuuuuuun… ” (bergaya
manja, centil)
Mbok Rondo Kempling: “Iya.
Setelah ini kalian harus pergi ke rumah Onde-Onde Imut untuk
melamarnya. Siapa tahu Onde-Onde Imut menyukai
salah satu dari
kalian. Mbok akan mendandani kalian
menjadi putri-putri yang cantik
jelita. ”
Lanthing-Lanthing : “Iya iya, Mbok. Kami mau. ”
Mbok Rondo Kempling: “Iya
sudah. Sini Mbok dandani kalian. ”
Lanthing-Lanthing : “Baiklah, Mbok.”
Lanthing Merah : “Mbok, bagaimana dengan
jilbabku?”
Mbok Rondo Lanthing : “Sudah rapi, sayangku.”
Lanthing Hijau : “Aku, gimana, Mbok?”
Mbok Rondo Kempling: (memakaikan bedak) “Nah, sekarang Kamu
sudah cantik. “
Lanthing Biru : “Kalau aku Mbok?”
Mbok Rondo Kempling:
“Sudah cantik, Sayang. Anak – anak SiMbok sudah cantik semua.
Sekarang berangkatlah. Onde-Onde Imut
pasti memilih salah satu dari
kalian untuk dijadikan istri. ”
Adegan
3:
Lanthing Kuning
datang menemui SiMbok dan saudara-saudaranya yang sedang dandan.
Lanthing Kuning
: (masuk sambil membawa sapu)
Lanthing Biru : “Ngapain lihat – lihat?”
Lanthing Hijau : “Iri ya lihat kita semua
cantik?”
Lanthing Kuning : “Ti…Tidak kok.”
Lanthing Merah : (menyenggol
Lanthing Kuning sampai terjatuh)
Lanthing-Lanthing : “Hahaha… Kasian sekali Kau, dasar
tengil!!! “
Lanthing Hijau : “Ya
sudah lah. Ayo kita berangkat.” (pergi
meninggalkan Lanthing
Kuning)
Lanthing Kuning : (berjalan
mendekati Mbok Rondo Kempling). “Mbok saya ingin
bicara?”
Mbok Rondo Kempling:
“Bicara apa? Kamu sudah selesai menyapu?”
Lanthing Kuning
: “Sudah, Mbok. Be… begini, Mbok, saya juga ingin melamar menjadi
istrinya Onde-Onde Imut seperti
kakak-kakak Lanthing yang lain.”
Mbok Rondo Kempling: “Oh
begitu, ya sudah tidak apa - apa. Sini kamu saya dandani juga.”
(memberikan
angus dan bau-bau tidak sedap kepada Lanthing Kuning
yang berdiri di hadapannya).
“Sudah, sekarang pergilah untuk mencuci wajan ini, setelah itu Kamu
boleh ke tempat Onde-Onde Imut.” (mendorong Lanthing Kuning
dengan kasar)
Lanthing Kuning : “Iya,
Mbok.” (meninggalkan Mbok Rondo)
Mbok Rondo Kempling: “Hahaha…
Mudah-mudahan Onde-Onde Imut menyukai salah satu dari
anak-anakku, Lanthing Kuning yang jelek
itu.” (tertawa terbahak-
bahak, sambil kipas-kipas)
Babak
Ketiga
Adegan
1:
Lanthing Kuning
setiap hari bekerja tanpa rasa lelah dan keluh kesah walau dia diperlakukan
kasar oleh Mbok Rondo Kempling. Dia berharap, Tuhan akan memberikan ganjaran
yang lebih baik untuknya. Saat Lanthing Kuning mencuci wajan di sungai….
Lanthing Kuning :
“Duh Gusti, kenapa begini penderitaan hidupku. Semoga aku tabah
menjalaninya. ”
Seseorang : “Hai gadis cantik.”
Lanthing Kuning : “Siapa Kamu?” (kaget)
Seseorang : “Kamu jangan takut. Aku
adalah sifat baik yang ada dalam dirimu.”
Lanthing Kuning : “Mau apa Kamu?” (bergerak mundur karena takut)
Seseorang : “Jangan takut, aku
hanya ingin memberimu sebuah pusaka. Terimalah
ini. Semoga pusaka ini kelak akan
berguna bagimu. Ini adalah Jimat
Kalimosodo. Terimalah gadis baik.” (memberikan pusaka)
Lanthing Kuning
: “Baiklah. Terimakasih.”
Seseorang : (meninggalkan Lanthing Kuning)
Lanthing Kuning : (mengambil
wajan dan meninggalkan sungai)
Babak
Keempat
Adegan
1:
Di sebuah
sungai yang airnya deras, disitulah Yuyu Kingkong yang licik hidup. Dia yang
menguasai sungai itu.
Yuyu Kingkong : (sedang
mondar-mandir mengawasi jika ada orang datang)
“Hohohoho…. Siapa itu yang datang dari jauh?”
Lanthing-Lanthing : (tiba
di tepi sungai)
Lanthing Merah : “Wah! Sungainya banjir. Ihhh jijik! Aku gak
mau menyebrang loh yak,
nanti aku kena kurtu
air, panu, kudis , kurap. Ihhh, amit-amit! ”
Lanthing Biru : “Iya, Mbakyu. Tapi bagaimana cara kita
menyeberang?”
Lanthing Hijau : “Lihat itu ada Yuyu Kingkong.” (menunjuk Yuyu Kingkong)
Lanthing Merah : “Wah iya tuhh! Kita minta tolong Yuyu
Kingkong saja.”
Lanthing Biru dan Hijau:
“Iya, Mbakyu. Ayo buruan! ” (saling
menyenggol Lanthing Merah)
Lanthing Merah : “Yuyu Kingkong… Yuyu Kingkong…” (manja)
Yuyu Kingkong : “Ada apa gadis manis?”
Lanthing Merah : “Yuyu Kingkong, aku minta tolong
dong,sebrangkan aku dari sungai
ini.”
Yuyu Kingkong : “Boleh, boleh, boleh, asalkan ada imbalannya.”
Lanthing Merah : “Imbalannya apa? Uang? Wah kamu itu mata
duitan yahh ternyata.”
Lanthing Biru dan Hijau:
“Iya. Yuyu Kingkong mata duitan nihhh”
Yuyu Kingkong : “Tidak! Aku tidak mau uang. Hahaha. ”
Lanthing-Lanthing : “Lalu apa?”
Yuyu Kingkong :
“Imbalannya adalah menggandeng dan mencium tangan kalian.”
(tersenyum penuh kemenangan)
Lanthing Merah :
“Emmm gimana yah? Yaudah dehh, tapi antarkan aku sampai ke sebrang
ya.”
Yuyu Kingkong :”Baiklah. Ayo!” (mengantarkan Lanthing Merah, Biru, dan Hijau)
Lanthing-Lanthing : (sampai
di seberang)
Yuyu Kingkong : “Eh..eh..eh... Mau kemana kalian? Mana imbalannya?”
Lanthing-Lanthing : (menyodorkan tangan untuk dicium Yuyu
Kingkong sambil cemberut dan
langsung pergi)
Yuyu Kingkong :
“Hahahaha…. Wah senang sekali aku dapat memegang dan mencium
tangan gadis-gadis cantik itu.”
Adegan
2
Lanthing Kuning
datang dengan tergopoh-gopoh. Dia kebingunagan saat hendak menyebrang sungai.
Tiba-tiba dia melihat Yuyu Kingkong.
Yuyu Kingkong :
“Hohoho… Siapa Kamu? Wajahnya jelek, berbau tajam, hidup lagi!”
Lanthing Kuning :
“Wah kok banjir ya? Bagaimana aku bisa menyebrang? Yuyu Kingkong,
tolong sebrangkan
saya melewati sungai ini. ”
Yuyu Kingkong : “Tidak mau.”
Lanthing Kuning : “Nanti aku kasih uang deh.”
Yuyu Kingkong : “Tidak mau. Sudah sana pergi. Jangan
di sini.” (Meninggalkan Lanthing
Kuning)
Lanthing Kuning :
“Kamu kenapa jahat begitu Yuyu Kingkong? Ya sudah kalau itu maumu.
(mengeluarkan
pusakanya) Aku akan buat sungai
ini menjadi kering!”
Tiba-tiba
sungai itu kering. Kemudian Lanthing Kuning pun bisa berjalan menyeberang
sungai menuju rumah Mbok Rondo Dadakan, rumah si Onde-Onde Imut.
Babak
Kelima
Adegan
1:
Sementara itu,
di sebuah desa bernama Tuguran, Mbok Rondo Dadakan sedang menyapu rumah.
Onde-Onde Imut sedang mengaji sembari menunggu belahan hatinya yang di janjikan
Tuhan untuknya. Tiba-tiba datang
rombongan gadis-gadis cantik, yaitu Lanthing Merah, Biru dan Hijau.
Lanthing-Lanthing : “Assalamu’alaikum.”
Mbok Rondo Dadakan:
“Wa’alaikumsalam, Siapa ya?”
Lanthing Merah : “Saya, Mbok, Lanthing Merah.putrinya Mbok
Rondo Kempling yang
cantiknya tak terhingga sepanjang masa.”
(centil)
Lanthing Biru : “Saya Lanthing Biru yang suaranya sangat
merdu.” (suaranya mendayu-
dayu)
Lanthing Hijau : “Saya Lanthing Hijau, Mbok yang
paling manis.”
Mbok Rondo Dadakan : “
Wah kalian ini cantik-cantik sekali?”
Lanthing-Lanthing :
“Kami datang ke sini karena ingin melamar Onde-Onde Imut, Mbok,
maka dari itu kami harus dandan secantik
mungkin.”
Mbok Rondo Dadakan : “Oh, mau melamar Onde-Onde Imut? Sebentar
ya, Mbok katakan pada
Onde-Onde Imut dulu.”
Mbok Rondo Dadakan: (bernyanyi) “ Putraku si Onde-Onde Imut.
Temuruno ono putri kang
ngunggah-unggahi. putrine ngger sing ayu
rupane. Lanthing Abang iku
kang dadi asmane.”
Onde-Onde Imut : (menjawab dengan bernyanyi). “Duh ibu,
kulo mboten purun. Aduh ibu,
kulo mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu
Kingkong. “
Mbok Rondo Dadakan: “Wah
ternyata tidak mau, Nak.”
Lanthing Biru : “Coba saya Mbok.”
Mbok Rondo Dadakan: (bernyanyi) “Putraku si Onde-Onde Imut.
Temuruno ono putri kang
ngunggah-unggahi. Putrine ngger sing ayu
rupane. Lanthing Biru iku
kang dadi asmane.”
Onde-Onde Imut : (menjawab dengan bernyanyi) “Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh ibu,
kulo mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu Kingkong.”
Mbok Rondo Dadakan:
“Tidak mau juga ternyata, Nak. ”
Lanthing Hijau : “Coba saya Mbok.”
Mbok Rondo Dadakan : (bernyanyi)“ Putraku si Onde-Onde Imut.
Temuruno ono putri kang
ngunggah-unggahi. Putrine ngger
sing ayu rupane. Lanthing ijo iku kang
dadi asmane.”
Onde-Onde Imut : (menjawab dengan bernyanyi) “Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh ibu,
kulo
mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu Kingkong. ”
Mbok Rondo Dadakan : “Hmm…Tidak mau juga, Nak.”
Lanthing-Lanthing :
“Kamu yakin gak mau milih kita? Kita ittu udah cantik, baik, rajin
menabung. Kurang apa coba? Dasar
laki-laki gak peka!”
Adegan
2:
Tidak lama
kemudian, datanglah Lanthing Kuning, dari kejauhan sudah tercium bau yang tidak
sedap, wajahnya coreng moreng karena debu.
Lanthing Kuning : “Assalamu’alaikum, Mbok.”
Mbok Rondo Dadakan : “Wa’alaikumsalam, Siapa ya?”
Lanthing Kuning : “Saya Lanthing Kuning Mbok. Ingin melamar Onde-Onde
Imut. ”
Mbok Rondo Dadakan : “Apa!!!? Mau melamar anakku? Apa tidak
salah?”
Lanthing Merah : “Eh tengil, wajahmu jelek. Baumu tidak enak
begitu. Aku saja ditolak.
Apa lagi kamu?”
Lanthing Kuning : “Dicoba dulu aja, Mbok.”
Mbok Rondo Dadakan : “Baiklah. (bernyanyi) Putraku si Onde-Onde Imut. Temuruno ono putri
kang ngunggah-unggahi.
Putrine kang olo rupane. Lanthing Kuning iku
kang dadi asmane. ”
Onde-Onde Imut : (menjawab dengan bernyanyi) “Aduh ibu, kulo inggih purun. Dalem
putro
inggih bade medun. Najan olo meniko kang putro suwun. ”
Mbok Rondo Dadakan : (kaget)
“Loh! Loh! Apa tidak salah Onde-Onde Imut?
”
Onde-Onde Imut : “Tidak ibu. Ini adalah pilihan
saya.”
Lanthing Biru : “Heh, ternyata seleramu rendahan ya Onde-Onde
Imut.”
Lanthing Hijau : “Iya nihh, cantikan aku kemana-mana,
si Lanthing Kuning ini mah
tengil…
Iyuuuhhhhh.”
Mbok Rondo Dadakan : “Ya sudah kalau itu pilihanmu ya tidak apa
apa, Onde-Onde Imutku”
Onde – Onde Imut : “Jo, Bejo. Sini Jo!”
Bejo : (berlari mendekati Onde-Onde Imut) “Siapa
gadis jelek ini.”
Onde-Onde Imut
: “Ini adalah Lanthing Kuning. Kita akan pulang, Jo.”
(berbalik pada Mbok Rondo Dadakan)
“Mbok
ada suatu hal yang ingin saya katakan.”
Mok Rondo Dadakan : “Apa itu, Nak?”
Onde-Onde Imut
: “Ibu, sebenarnya saya adalah seorang Pangeran yang sedang
mengembara,
untuk mencari pengalaman hidup dan mencari
kekasih
saya yang kabur ini.” (menggenggam tangan
Lanthing
Kuning lalu menatap
wajahnya dan tersenyum)
Mbok Rondo Dadakan : “Apa!!?? Pangeran??”
Onde-Onde Imut
: “Benar Mbok, karena sekarang saya sudah menemukan belahan hati
saya,
saya akan kembali ke Kerajaan. Terima kasih perhatiannya
selama
ini, Mbok”
Mbok Rondo Dadakan : (masih
kaget) “I... Iya, Nak. Jaga dirimu baik- baik ya. Semoga kalian
bahagia.”
Lanthing Kuning
: “Aamiin, Mbok.”
Lanthing - Lanthing : “A...
apa!!??Dia Pangeran? Oh, tidaaaak!! ” (menunjuk Onde-Onde
Imut lalu pingsan di tempat)
Akhirnya, Lanthing
Kuning menjadi istri Onde-Onde Imut, wajahnya yang jelek dan bau berubah
menjadi putri yang cantik. Sesungguhnya dia adalah kekasih dari pangeran,
yakni Putri Sekartaji. Lalu Onde-Onde Imut
kini menjadi raja mewarisi kerajaan ayahnya. Pangeran dan Lanthing Kuning,
hidup bahagia selamanya
THE
END
No comments:
Post a Comment