Monday, 7 January 2019
Model Pembelajaran Discovery/Inquiry Learning, Problem-based Learning, dan Project-based Learning
Implementasi K-13 menurut Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses menggunakan 3 model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial, dan mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model pembelajaran tersebut, yaitu:
1. Model Discovery/Inquiri Learning
a. Pemberian rangsangan
b. Identifikasi masalah
c. Pengumpulan data
d. Pengolahan data
e. Pembuktian
f. Menarik simpulan/generalisasi
a. Orientasi masalah
b. Pengumpulan data dan verifkasi
c. Pengumpulan data melalui eksperimen
d. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi
e. Analisis proses inquiri
Kelebihan:
1. Model Discovery/Inquiri Learning
- Discovery Learning, yaitu memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk mencapai suatu kesimpulan
a. Pemberian rangsangan
b. Identifikasi masalah
c. Pengumpulan data
d. Pengolahan data
e. Pembuktian
f. Menarik simpulan/generalisasi
- Inquiry Learning, yaitu melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis, dan logis.
a. Orientasi masalah
b. Pengumpulan data dan verifkasi
c. Pengumpulan data melalui eksperimen
d. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi
e. Analisis proses inquiri
Kelebihan:
- Dapat meningkatkan keterampilan kognitif siswa
- Menimbulkan rasa senang kepada siswa
- Membantu siswa memperkuat konsep dirinya
- Mendorong siswa berpikir kritis
- Meningkatkan keaktifan siswa
Kelemahan:
- Tidak efisien diterapkan untuk mengajar dengan jumlah siswa yang banyak
- Diasumsikan bahwa metode ini membutuhkan kesiapan belajar sehingga siswa yang kurang pandai mengalami kesulitan.
- Membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
2. Problem-based Learning (PBL)
Yaitu menggunakan berbagai kemampuan berpikir peserta didik secara individu/kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan.
Sintak/langkah-langkahnya:
a. Orientasi peserta didik pada masalah
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
c. Membimbing penyelidikan individu/kelompok.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Kelebihan:
- Meningkatkan keaktifan siswa karena pembelajaran berpusat pada siswa.
- Mengembangkan pengendalian diri siswa.
- Mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
- Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.
- Meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kelemahan:
- Siswa yang tidak berminat akan berasumsi bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan lalu dia merasa enggan.
- Membutuhkan banyak waktu.
- Siswa cenderung tidak akan belajar apa yang ingin dipelajari.
3. Project-based Learning (PjBL)
Yaitu melibatkan keaktifan siswa, dilakukan secara individu/kelompok melalui kegiatan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk dipresentasikan kepada orang lain.
Sintak/langkah-langkahnya:
a. Pertanyaan mendasar
b. Mendesain perencanaan produk
c. Menyusun jadwal pembuatan
d. Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
e. Menguji hasil
f. Evaluasi pengalaman belajar.
Kelebihan:
- Meningkatkan minat belajar siswa
- Membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan barunya
- Meningkatkan keterampilan berpikir kritis
- Meningkatkan kemampuan memecahakan masalah
Kelemahan:
- Memerlukan banyak waktu
- Memerlukan biaya yang tidak sedikit
- Banyak peralatan pendukung yang harus disediakan
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemajuan teknologi membawa perubahan
pada setiap aspek dalam kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam bidang
pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. (UU No 20 Tahun 2003) . Melalui pengertian tersebut pendidikan
tidak hanya berpusat pada kecerdasan peserta didik tapi usaha untuk
mengembangkan potensi dalam diri peserta didik.
Soedijarto mengatakan (1991:56) bahwa
rendahnya mutu atau kualitas pendidikan disebabkan oleh karena pemberian
peranan yang kurang proporsional terhadap sekolah, kurang memadainya
perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan sistem kurikulum, dan penggunaan
prestasi hasil belajar secara kognitif sebagai satu-satunya indikator
keberhasilan pendidikan, juga disebabkan karena sistem evaluasi tidak secara
berencana didudukkan sebagai alat pendidikan dan bagian terpadu dari sistem
kurikulum
Oleh karena
itu untuk membangun pendidikan yang mampu mendukung
pembangunan masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan
potensipeserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu meghadapi dan memecahkan
problema kehidupan yang dihadapinya.
Dalam upaya
mengatasi permasalahan pemecahan masalah siswa pada pembelajaran khususnya dalam pelajaran bahasa
Indonesia digunakan model pembelajaran. Menurut Trianto 3 (2010:53) “Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman
bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran”. Untuk memilih model ini sangat
dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, dan juga dipengaruhi
oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan
peserta didik.
Salah
satunya adalah pengunaan model pembelajaran Snowball Throwing. Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti
‘bola salju bergulir’ dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan
menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola
kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Dilihat
dari pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa, metode Snowball
Throwing ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan keterampilan
proses. Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi
dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau
berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung
kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota
kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab
pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas.
Melalui makalah ini penulis hendak memberikan gambaran aplikasi model
pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
model pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Snowball Throwing?
2. Bagaimana
implementasi model pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Snowball Throwing
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X?
C.
Tujuan
Tujuan
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk
mendeskripsikan model pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Snowball Throwing.
2. Untuk
mendeskripsikan implementasi model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball
Throwing pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X.
3. Untuk
mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball
Throwing.
D.
Manfaat
Manfaat
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Menambah
pengetahuan dan wawasan untuk mengembangkan pengetahuan pembaca.
2. Menambah
kreatifitas bagi seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
3. Membantu
dalam menentukan strategi belajar yang tepat untuk meningkatkan aktivitas
siswa.
BAB 11
METODOLOGI
A.
Metode
Pada makalah ini metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Metode deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau
menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat
populasi tertentu. Metode kualitatif dapat digunakan untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh siswa, seperti perilaku, motivasi, persepsi, dan
tindakandan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Metode
deskriptif kualitatif dalam makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui dan
menggambarkan sesuatu yang terjadi dalam penerapan model Snowball Throwing pada
pengajaran. Metode ini memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan ketrampilan
dalam menyimpulkan informasi yang diperoleh siswa dalam situasi kompleks dan
konteks nyata. Guru juga memberi pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran
dengan proses yang saling berkaitan antara situasi dan konteks komunikasi
secara sosial, berhitung, sains, dan lingkungan dengan teman sejawat.
Metode
deskriptif kualitatif juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan siswa yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Hal itu dapat
dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diperoleh.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pendidikan
Pendidikan
berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi
latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Menurut Ki
Hajar Dewantara, pendidikan disebut sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti,
pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Sedangkan
berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan
Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang–Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai–nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Adapun tujuan dari pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20
Tahun 2003 Bab II Pasal 3 adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan
sangat penting bagi manusia. Menurut Agus Taufiq, dkk (2011: 13) pendidikan
setidak-tidaknya memiliki ciri sebagai berikut: (1) Pendidikan merupakan proses
mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam
masyarakat, dimana dia hidup, (2) Pendidikan merupakan proses sosial, dimana
seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
(khususnya yang datang dari sekolah) untuk mencapai kompetensi sosial dan
pertumbuhan individual secara optimum, (3) Pendidikan merupakan proses
pengembangan pribadi atau watak manusia.
B.
Kurikulum
Istilah kurikulum (curriculum) pertama kali digunakan dalam
dunia olahraga, berasal dari kata curir
(pelari) dan curere (tempat berpacu).
Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari mulai dari start sampai finish. Kemudian, pengertian tersebut
diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh
seorang siswa dari awal sampai akhir program pembelajaran untuk memperoleh
ijazah. Dari rumusan tersebut terkandung dua hal pokok, yaitu (1) adanya mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dan (2) tujuan utama, yaitu untuk
memperoleh ijazah.
Dalam Undang-Undang No. 2
tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar. Sedangkan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun
2003, kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dan silabusnya pada dan setiap tahun pendidikan kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum sebagai
seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan
tuntutan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Berkaitan dengan hal
tersebut, dalam perkembangannya sistem pendidikan di Indonesia telah beberapa
kali menerapkan dan mengalami perubahan kurikulum, salah satunya adalah
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang diterapkan oleh pemerintah untuk
menggantikan Kurikulum-2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) ini memiliki
empat aspek penilaian, yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Selaian itu, K-13 menggunakan pembelajaran lansung (direct teaching) dan tidak langsung (indirect teaching).
C.
Belajar dan Pembelajaran
Belajar
merupakan seperangkat kegiatan mental intelektual yang berlangsung dalam diri
seseorang, yang mengubah tingkah lakunya dalam berpikir, bersikap, dan berbuat.
Yussen mengatakan, belajar adalah proses memperoleh pengalaman yang bersifat
tetap. Sedangkan menurut Robber, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan
dan proses memperoleh pengetahuan yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan
berpikir.
Sementara
itu, pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, menciptakan, mengorganisasi sitem
lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan
belajar secara efektif dan efisien dengan hasil maksimal. Berdasarkan
Permendikbud No. 103 Tahun 2014, pembelajaran adalah proses interaksi antar
siswaanatara siswa dengan guru, dan sumber belajar pada lingkungan belajar. (Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2017)
D.
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun sebagai bahan acuan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran untuk menjamin pencapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa.
Menurut
Permendikbud No. 103 Tahun 2004 Tentang Pembelajaran, RPP merupakan rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks
pelajaran, dan buku panduan guru. Adapun komponen RPP paling sedikit memuat:
a. Identitas sekolah, mata pelajaran, dan
kelas/semester
b. Alokasi waktu
c. KI, KD indicator pencapaian kompetensi
d. Materi pembelajaran
e. Kegiatan pembelajaran
f. Penilaian
g. Media/alat, bahan, dan sumber belajar
E.
Strategi, Pendekatan, Model, Metode, Teknik, dan Media
Pembelajaran
1) Strategi
Pembelajaran, merupakan rencana secara umum (masih dalam bayang-bayang/ belum
ada bentuk fisiknya), misalnya ide pokok.
2) Pendekatan
Pembelajaran, sebuah cara yang masih umum, sengaja disusun guru untuk
mendekatkan materi kepada siswa. Contoh pendekatan saintifik, pendekatan
berbasis guru, pendekatan berbasis siswa.
3) Model
Pembelajaran, rencana konkret dalam pembelajaran, contohnya discovery/inquiry learning, problem
based-learning, project based-learning, cooperative learning, dll.
Karakteristik model pembelajaran:
·
Sintakmatik (tahap-tahap dalam penerapan
model)
·
Sistem sosial (Harus ada kegiatan
interaksi, misal diskusi berpasangan)
·
Sistem reaksi (reaksi dari sikap
pengetahuan dan nilai)
·
Sistem pendukung (sarana dan prasarana)
·
Dampak intruksional dan pengiring (ada
capaian ketika pembelajaran berlangsung (indikator) dan dampak positifdalam
pembelajaran)
4) Metode
Pembelajaran, cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran, contohnya ceramah, demonstrasi, diskusi, karyawisata, pemberian
tugas, bermain peran, sosiodrama, latihan, eksperimen.
5) Teknik
Pembelajaran, merupakan cara dalam mengimplementasukan metode spesifik. Contoh
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa banyak membutuhkan
teknik tersendiri.
6) Taktik
Pembelajaran, merupakan gaya seorang guru dalam melakukan metode /teknik
pembeklajaran tertentu yang sifatnya individual (ciri khas seseorang dalam
menyampaiakan materi.
7) Media
Pembelajaran, merupakan sarana/alat dalam menyampaiakan materi pembelajaran.
Contoh LCD, PPT
F.
Bahan dan Sumber Belajar
Bahan
ajar merupakan segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang disusun
secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk belajar.
Adapun
jenis bahan ajar meliputi:
·
Bahan ajar cetak, antara lain buku, modul,
hand out, poster, leafleat, lembar kerja siswa, brosur, dan gambar.
·
Bahan ajar dengar (audio), antara lain
radio, kaset, piringan hitam.
·
Bahan ajar pandang dengar (audiovisual),
contohnya video.
Sementara itu, suber
belajar merupakan referensi yang digunakan sebagai acuan dalam kegiatan
pembelajaran, misalnya bersumber dari buku paket atau internet.
G.
Puisi
Secara
etimologi, puisi berasal dari bahasa Yunani ”Poeima” atau ”Poesis”
yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut ”Poem” atau ”Poetry” yang berarti membuat atau pembuatan. Puisi adalah bentuk
karya Sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif
dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur
fisik dan struktur batinnya (Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd.
Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44).
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball
Throwing
Cooperative Learning atau
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membagi siswa dalam
beberapa kelompok yang bekerja sama antara satu siswa dengan lainnya untuk
memecahkan masalah. Sedangkan Snowball
Throwing adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang didesain
seperti permainan melempar bola kertas untuk mempengaruhi pola interaksi siswa
dan memiliki tujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial selain untuk
meningkatkan penguasaan pada bidang akademik.
Langkah-Langkah
Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Snowball Throwing
1) Guru
menyampaikan materi yang akan disajikan.
2) Guru
membentuk kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan
penjelasan tentang materi.
3) Masing-masing
ketua kelompok kembali ke untuk menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada anggota kelompoknya.
4) Lalu
masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas untuk menuliskan pertanyaan
yang berkaitan dengan materi. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa.
5) Siswa
yang mendapat bola kertas berisi pertanyaan diberikan kesempatan untuk menjawab
pertanyaan tersebut secara bergantian.
6) Evaluasi
7) Penutup.
Kelebihan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball
Throwing
·
Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan
karena siswa seperti sedang bermain melempar bola kertas kepada siswa lain.
·
Siswa mendapat kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir karena dapat membuat pertanyaan untuk temannya
dan menjawab pertanyaan dari temannya.
·
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
·
Pembelajaran menjadi lebih efektif.
Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball
Throwing
·
Sangat bergantung pada kemampuan siswa
dalam memahami materi.
·
Memerlukan waktu yang panjang.
·
Ketua kelompok yang tidak mampu
menjelaskan materi dengan baik, akan menghambat anggotanya dalam memahami
materi tersebut.
·
Suasana kelas menjadi gaduh.
B.
Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball
Throwing pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X
Menurut
E. Mulyasa, implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak,
baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.
Model
pembelajaran Cooperative Learning
tipe Snowball Throwing dapat
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X dengan
materi “Puisi”. Berikut scenario kegiatan pembelajaran tersebut.
1) Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
2) Kelas/Semester : X/Genap
3) Tema/Subtema : Puisi
4) Alokasi
Waktu : 2 X 45 menit (satu kali
pertemuan
5) Kompetensi
Dasar : 3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi
6) Indikator
: 1. Siswa mampu
mengenal unsur-unsur pembangun puisi
2. Siswa mampu memahami unsur-unsur pembangun
puisi
3. Siswa mampu menganalisis unsur-unsur
pembangun dalam
Puisi
7) Tujuan
Pembelajan : 1. Siswa dapat mengenal
unsur-unsur pembangun puisi
2. Siswa dapat memahami unsur-unsur pembangun
puisi
3. Siswa dapat menganalisis unsur-unsur
pembangun dalam
Puisi
8) Model
Pembelajaran : Cooperative Learning Tipe
Snowball Throwing
9) Pendekatan
: Saintifik
10) Metode
Pembelajaran : Diskusi kelompok,
penugasan, tanya jawab, dan ceramah
11) Pemeran :
·
Guru :
Aviani Imaniah (1610301062)
·
Siswa :
Dhimas Syahadat A.S. (1610301048)
Zukruf Nisa Audia (1610301059)
Dwi Astuti Asih (1610301071)
Ria Rizki Noviana (1610301071)
12) Langkah-Langkah
Pembelajaran:
Tahap
|
Langkah-Langkah
Pembelajaran
|
Alokasi
Waktu
|
Pendahuluan
|
||
Membangun Konsep
|
1.
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar, peserta
didik menjawab salam dan pertanyaan dari guru.
2. Peserta didik berdo’a
sebelum pelajaran dimulai.
3. Guru melakukan presensi.
4. Guru melakukan apersepsi
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait pengetahuan sebelumnya dengan
materi ajar yang akan dipelajari, “Apa yang dimaksud dengan puisi?” Peserta
didik merespon pertanyaan dari guru.
5. Peserta didik menerima
penjelasan tentang kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
6. Guru menyampaikan cakupan
materi kepada siswa tentang unsur pembangun puisi sesuai silabus.
7. Peserta didik dibagi ke
dalam beberapa kelompok.
|
10
menit
|
Kegiatan Inti
|
||
Menelaah Model
Mengkontruksi Mandiri
|
1.
Masing-masing ketua kelompok mendapatkan penjelasan
materi dari guru tentang unsur-unsur pembangun puisi.
2.
Ketua kelompok kembali ke kelompoknya dan
menjelaskan materi tersebut kepada anggotanya.
3.
Masing-masing peserta didik diberikan satu lembar
kertas dan mendapatkan kesempatan untuk menulisakn satu pertanyaan yang
berkaitan dengan materi. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa lain.
4.
Siswa yang mendapat bola kertas berisi pertanyaan
diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut secara bergantian.
|
70 menit
|
Penutup
|
||
|
Kegiatan guru bersama peserta didik
1.
Membuat rangkuman/
simpulan pelajaran.
2.
Melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3.
Memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Kegiatan guru
1.
Melakukan evaluasi/penilaian.
2.
Memberikan tugas
kepada peserta didik.
3.
Menyampaikan rencana
pembelajaran yang
akan dilakukan selanjutnya.
4.
Menutup kegiatan belajar mengajar.
|
10 menit
|
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Setelah
melakukan kegiatan pengumpulan, penyajian, dan analisis data, maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball Throwing merupakan salah satu
model pembelajaran yang menyenangkan dan dapat meningkatkan minat belajar siswa
sehingga cocok jika diimplementasikan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
untuk SMA/MA kelas X, khususnya pada materi puisi. Pada saat menerapkan model pembelajaran ini
dibutuhkan pengelolaan kelas yang ekstra, guru diharapkan mampu memahami karakteristik
siswanya dan mampu mengorganisir kelas agar tetap kondusif.
B.
Saran
Berdasarkan simpulan di
atas, penulis ingin memberikan saran kepada pendidik agar menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Snowball
Throwing ini di dalam kegiatan
pembelajaran, sebab model pembelajaran ini dapat meningkatkan minat belajar
siswa. Namun, penulis juga menyadari bahwa makalah
ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
penyempurnaan tulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas, D. P. (2017). Model Pengembangan RPP.
Jakarta: Kemendikbud.
Prof.
Dr. Umar Tirtarahardja, Drs. S. L. La. Sulo. (2008). Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
R.
Ibrahim, Nana Syaodih S. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Yoki
Ariana MT, dkk. (2018). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta: Kemendikbud.
Rudi
Hartono. (2013). Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid.
Yogkarta:Diva Press.
Nandang
Kosasih dan Dede Sumarna. (2013). Pembelajaran Quantum dan Optimalisasi
Kecerdasan. Bandung : Alfabeta.
Skripsi Dwi Hartati IAIN Purwokerto <
http://repository.ut.ac.id/4040/1/PKOP4303-M1.pdf>
Skripsi Abdul Hafid Universitas Negeri
Surabaya <Pengaruh Perpaduan Metode Pembelajaran Snowball Throwing Dengan
Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan
Dasar-Dasar Elektronika>
Skripsi Renni Handayani <Efektivitas
Metode Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Kemampuan Menganalisis
Nilai-Nilai Religius Novel Munajat Cinta II” Karya Taufiqurrahman Al-Azizy
oleh Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Proyek Univa Medan Tahun
Pembelajaran 2010/2011>
Artikel Dias Ambarsari Universitas
Lamung <Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap
Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Materi>
Sumber Internet
repository.unpas.ac.id/13287/4/BAB%20I%20halaman%20fix.pdf
https://media.neliti.com/.../56901-ID-efektivitas-metode-pembelajaran-snowball.pdf
Subscribe to:
Posts (Atom)