Friday 12 October 2018

Gaya Bahasa dan Majas (Bahasa Figuratif)


  • Gaya Bahasa merupakan ciri/kebahasaan yang digunakan oleh penulis yang mencakup penggunaan struktur kebahasaan,ungkapan, peribahasa/pepatah, penggunaan majas, dll.
  • Majas merupakan permainan bahasa untuk memperoleh efek estetis untuk memaksimalkan ekspresi.
1. Metafora, yaitu majas yang berisi perbandingan secara langsung dengan objek yang dibandingkan, biasanya menggunakan kata perbandingan antara lain: seperti, ibarat, laksana, bagaikan.
Contoh:
a. Wajahnya sangat mirip, bagaikan pinang dibelah dua.
b. Melihat wajah cantikmu seperti melihat keindahan purnama.
2. Personifikasi, yaitu majas yang menganggap benda mati seolah-olah  hidup dan bertingkah laku seperti manusia (disebut juga dengan majas yang mengorangkan benda mati)
Contoh:
a. Nyiur hijau melambai-lambai di tepi pantai
b. Peluit di stasiun itu meraung-raung.
3. Hiperbola, yaitu majas yang bertujuan untuk melebih-lebihkan/ membesar-besarkan.
Contoh:
a. Air matanya mengalir menganak sungai.
b. Suaranya menggelegar membelah angkasa.
4. Ironi, yaitu majas yang berisi sindiran secara halus.
Contoh:
a. Tulisannya indah mirip benang kusut.
5. Simile,  yaitu majas yang berisi persamaan.
Contoh:
a. Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagaikan sedap malam menyibak kelopak.
6. Sinekdok Pars Prototo, majas yang menyebutkan sebagian untuk mewakili keseluruhan.
Contoh:
a. Seekor burung terbang melayang
7. Sinekdok Totem Proparte, yaitu majas yang menyebutkan keseluruhan untuk mewakili sebagian.
Contoh:
a. Warga Kampung A mengikuti lomba sepak bola
8. Tautologi, yaitu penggunaan kata-kata yang senada untuk menyangatkan.
Contoh:
a. Bisa dan luka kubawa berlari.
9. Simbolik, yatitu majas yang menggunakan simbol/lambang untuk menggantikan orang/hal.
Contoh:
a. Burung dara janjan yang dulu kaupelihara kini telah terbang menemui jodohnya.
10. Repetisi, yaitu majas yang mengulang kata-kata yang sama dalam suatu baris kalimat.
Contoh:
a. Dengan seribu gunung langit tak runtuh, dengan seribu perawan hati tak jatuh, dengan seribu sibuk sepi tak mati.
Kau diam, diam kekasihku.
11. Paralelisme, yaitu pengulangan kata/frasa antar baris-baris puisi
Contoh:
a. Aku rindu
   Rindu rasa
   Rindu rupa
b.Seperti lidah ia, di mulut kita, tak terasa
  Seperti jantung ia, di dada kita, tak terasa
12. Paradoks, yaitu majas yang menyebutkan hal yang berlawanan
Contoh:
a. Bibirnya tersenyum tapi hatinya menangis
13. Antitetis, yaitu majas yang menyebutkan hal/keadaan dengan kata-kata berlawanan secara langsung.

No comments:

Post a Comment