1. Latar Belakang Munculnya Studi
Sosiolinguistik
Pada abad ke-4
SM muncul studi linguistik tradisional dengan tokoh Leonard Bloomfield.
Kemunculannya ditandai dengan adanya buku linguistik umum berjudul ‘Language’ pada tahun 1930. Sementara di
Eropa, pada tahun 1921 muncul linguistik structural dengan buku berjudul ‘Language’, tokohnya E. Sapire.
Dilatarbelakangi adanya kejenuhan studi
linguistik yang tidak bisa memecahkan persoalan-persoalan bahasa, hanya itu-itu
saja (fonologi, morfologi,sintaksis, leksikon) yang dipelajari, sekitar pertengahan
dekade 60-an (1951-1960) muncul ilmu baru (studi sosiolinguistik yang dilihat
dari jajaran ilmu), disebut ilmu karena objeknya jelas, metodologi
penelitiannya jelas, dan kajian-kajiannya jelas. Pada dekade 60-an studi
linguistik yang kuat adalah linguistik structural. Seorang tokoh bernama Noan
Chomsky memiliki ide tata bahasa generative (membangkitkan kata dari dalam),
lalu menulis buku berjudul ‘Syntactic
Structure’ pada tahun 1957. Chomsky membantah pernyataan linguistik
structural yang mengatakan banyak struktur kalimat. Kaidah Chomsky adalah
“Kaidah terbatas untuk menghasilkan kalimat tidak terbatas”. Buku Chomsky yang
membahas bahasa dari isi pembangkitan, yaitu manusia, dikenal dengan ‘Tata Bahasa Generatif Transformasional”.
Tahun 1965 muncul Aspect of Theory of Syntac. Pada tahun ini terdapat 3 aliran
linguistik, yakni aliran tradisional, aliran structural, dan aliran
transformasional.
2.
Definisi
Sosiolinguistik Menurut Para Ahli
a. Nababan
Secara
etimologi, sosiolinguistik terdiri dari sosio
(seakar dengan sosial/ berhubungan dengan masyarakat/mempelajari pranata,
perubahan, dan kelompok-kelompok dalam masyarakat) dan linguistik (ilmu yang mempelajari unsur-unsur bahasa dan hubungan
antarbahasa itu. Jadi, sosiolinguistik adalah studi tentang bahasa sehubungan
dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat (sosiolinguistik membahas
aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya perbedaan-perbedaan dalam
masyarakat).
b. Kridalaksana
Sosiolinguistik
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa di
dalam masyarakat bahasa.
c. Fishman
Sosiolinguistik
adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi–fungsi variasi bahasa,
dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan
saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat.
d. Abdul
Chaer
Sosiolinguistik
adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan
penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat.
e. Sumarsono
Sosiolinguistik
sebagai linguistik institusional yang berkaitan dengan pertautan bahasa dengan
orang-orang yang memakai bahasa itu.
f. Rene
Appel, Gerad Hubert, Greus Meijer
Sosiolinguistik
adalah kajian mengenai bahasa dan pemakaiannya dalam konteks social dan
kebudayaan.
g. G.E.
Booij, J.G. Kersten, dan H.J Verkuyl
Sosiolinguistik
adalah subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-faktor social yang
berperan dalam penggunaan bahasa dan pergaulan sosial
h. C.Criper
dan H.G.Widdowson dalam J.P.B Allen dan S.Piet Corder
Sosiolinguistik
adalah kajian bahasa dalam penggunaannya, dengan tujuan untuk meneliti
bagaimana konvevsi pemakaian bahasa berhubungan dengan aspek-aspek lain dari tingkah
laku sosial.
i.
Nancy Parrot Hickerson
Sosiolinguistik
adalah pengembangan sub bidang yang memfokuskan penelitian pada variasi ujaran,
serta mengkajinya dalam suatu konteks social. Sosiolinguistik meneliti korelasi
antara factor-faktor social itu dengan variasi bahasa.
3. Objek Kajian Sosiolinguistik:
Topik-topik umum dalam pembahasan
sosiolinguistik ialah:
1)
Linguistik demografi ( linguistik
yang berhubungan dengan kependudukan)
2)
Diglosa, Multilingual, dan
Multidialektal
Diglosa à
masyarakat yang punya banyak bahasa dan bahasa itu punya fungsi masing-masing.
Multilingual à
masyarakat menguasai beberapa bahasa. Misalnya orang Indonesia menguasai empat
bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab.
Multidialektal à
Misalnya dialek Banyumas, dialek Yogyakarta, dialek Surabaya
3) Perencanaan
bahasa àDalam
perencanaan bahasa dikaji hal-hal yang berkaitan dengan politik bahasa serta
pembinaan dan pengembangan bahasa, khususnya pembakuan bahasa (dalam ejaan, istilah,
dan tata struktur), pembaharuan, dan perluasan subsistem bahasa.
4) Fenomena
Pijinisasi à
Bahasa Pijin merupakan Bahasa Inggris yang diucapkan oleh orang Papua Nugini.
5) Kedwibahasaan
(Bilingualism) à Kemampuan untuk mempergunakan dua
bahasa.
6) Masyarakat
berbahasa à Bloomfield (1993: 29) membatasinya
degan ‘sekumpulan manusia yang menggunakan system isyarat bahasa yang sama.
Namun hal itu dianggap terlalu sempit karena setiap orang menguasai dan
menggunakan lebih dari satu ragam bahasa.
7) Dialektologi
sosial à
mengkaji variasi bahasa yang berkembang di masyarakat
8) Sosiolinguistik
dan pendidikan.
9)
Etnografi wicara (penggunaan
berbahasa) à
kajian
yang memerikan suatu masyarakat atau etnik, model pemerian etnografi ini diterapkan
dan difokuskan kepada bahasa masyarakat atau kelompok masyarakat tertentu.
10) Register
dan Repertoire Verbal à
Register merupakan satu ragam tertentu yang digunakan untuk maksud tertentu,
sedangkan repertoire verbal adalah Kemampuan komunikatif yang dimiliki individu
maupun kelompok. Istilah repertoar (repertoire)
bahasa dipaki untuk semua bahasa dan ragam bahasa yang diketahui dan dipakai
seseorang dalam pergaulan, pekerjaan dan dan urusan lainnya.
11) Realisasi
Bahasa à realisasi bahasa dalam kehidupan
sehari-hari.
No comments:
Post a Comment