Wednesday 5 September 2018

Latar Belakang Munculnya Studi Sosiolinguistik, Definisi Sosiolinguistik Menurut Para Ahli, dan Objek Kajian Sosiolinguistik


1.      Latar Belakang Munculnya Studi Sosiolinguistik
      Pada abad ke-4 SM muncul studi linguistik tradisional dengan tokoh Leonard Bloomfield. Kemunculannya ditandai dengan adanya buku linguistik umum berjudul ‘Language’ pada tahun 1930. Sementara di Eropa, pada tahun 1921 muncul linguistik structural dengan buku berjudul ‘Language’, tokohnya E. Sapire.
      Dilatarbelakangi adanya kejenuhan studi linguistik yang tidak bisa memecahkan persoalan-persoalan bahasa, hanya itu-itu saja (fonologi, morfologi,sintaksis, leksikon) yang dipelajari, sekitar pertengahan dekade 60-an (1951-1960) muncul ilmu baru (studi sosiolinguistik yang dilihat dari jajaran ilmu), disebut ilmu karena objeknya jelas, metodologi penelitiannya jelas, dan kajian-kajiannya jelas. Pada dekade 60-an studi linguistik yang kuat adalah linguistik structural. Seorang tokoh bernama Noan Chomsky memiliki ide tata bahasa generative (membangkitkan kata dari dalam), lalu menulis buku berjudul ‘Syntactic Structure’ pada tahun 1957. Chomsky membantah pernyataan linguistik structural yang mengatakan banyak struktur kalimat. Kaidah Chomsky adalah “Kaidah terbatas untuk menghasilkan kalimat tidak terbatas”. Buku Chomsky yang membahas bahasa dari isi pembangkitan, yaitu manusia, dikenal dengan ‘Tata Bahasa Generatif Transformasional”.
      Tahun 1965 muncul Aspect of Theory of Syntac. Pada tahun ini terdapat 3 aliran linguistik, yakni aliran tradisional, aliran structural, dan aliran transformasional.

2.      Definisi Sosiolinguistik Menurut Para Ahli 
      a.       Nababan
Secara etimologi, sosiolinguistik terdiri dari sosio (seakar dengan sosial/ berhubungan dengan masyarakat/mempelajari pranata, perubahan, dan kelompok-kelompok dalam masyarakat) dan linguistik (ilmu yang mempelajari unsur-unsur bahasa dan hubungan antarbahasa itu. Jadi, sosiolinguistik adalah studi tentang bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat (sosiolinguistik membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat).
      b.    Kridalaksana
Sosiolinguistik didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa di dalam masyarakat bahasa.
      c.     Fishman
Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi–fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat.
      d.     Abdul Chaer
Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat.
      e.     Sumarsono  
Sosiolinguistik sebagai linguistik institusional yang berkaitan dengan pertautan bahasa dengan orang-orang yang memakai bahasa itu.
f.       Rene Appel, Gerad Hubert, Greus Meijer
Sosiolinguistik adalah kajian mengenai bahasa dan pemakaiannya dalam konteks social dan kebudayaan.
      g.    G.E. Booij, J.G. Kersten, dan H.J Verkuyl
Sosiolinguistik adalah subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-faktor social yang berperan dalam penggunaan bahasa dan pergaulan sosial
      h.     C.Criper dan H.G.Widdowson dalam J.P.B Allen dan S.Piet Corder
Sosiolinguistik adalah kajian bahasa dalam penggunaannya, dengan tujuan untuk meneliti bagaimana konvevsi pemakaian bahasa berhubungan dengan aspek-aspek lain dari tingkah laku sosial.
i.        Nancy Parrot Hickerson
Sosiolinguistik adalah pengembangan sub bidang yang memfokuskan penelitian pada variasi ujaran, serta mengkajinya dalam suatu konteks social. Sosiolinguistik meneliti korelasi antara factor-faktor social itu dengan variasi bahasa.

3.      Objek Kajian Sosiolinguistik:
     Topik-topik umum dalam pembahasan sosiolinguistik ialah:
1)      Linguistik demografi ( linguistik yang berhubungan dengan kependudukan)
 2)      Diglosa, Multilingual, dan Multidialektal
Diglosa à masyarakat yang punya banyak bahasa dan bahasa itu punya fungsi masing-masing.
Multilingual à masyarakat menguasai beberapa bahasa. Misalnya orang Indonesia menguasai empat bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab.
Multidialektal à Misalnya dialek Banyumas, dialek Yogyakarta, dialek Surabaya
  3) Perencanaan bahasa àDalam perencanaan bahasa dikaji hal-hal yang berkaitan dengan politik bahasa serta pembinaan dan pengembangan bahasa, khususnya pembakuan bahasa (dalam ejaan, istilah, dan tata struktur), pembaharuan, dan perluasan subsistem bahasa.
  4)  Fenomena Pijinisasi à Bahasa Pijin merupakan Bahasa Inggris yang diucapkan oleh orang Papua Nugini.
   5)      Kedwibahasaan (Bilingualism) à Kemampuan untuk mempergunakan dua bahasa.
   6)      Masyarakat berbahasa à Bloomfield (1993: 29) membatasinya degan ‘sekumpulan manusia yang menggunakan system isyarat bahasa yang sama. Namun hal itu dianggap terlalu sempit karena setiap orang menguasai dan menggunakan lebih dari satu ragam bahasa.
    7)      Dialektologi sosial à mengkaji variasi bahasa yang berkembang di masyarakat
    8)      Sosiolinguistik dan pendidikan.
    9)      Etnografi wicara (penggunaan berbahasa) à kajian yang memerikan suatu masyarakat atau etnik, model pemerian etnografi ini diterapkan dan difokuskan kepada bahasa masyarakat atau kelompok masyarakat tertentu.
   10)  Register dan Repertoire Verbal à Register merupakan satu ragam tertentu yang digunakan untuk maksud tertentu, sedangkan repertoire verbal adalah Kemampuan komunikatif yang dimiliki individu maupun kelompok. Istilah repertoar (repertoire) bahasa dipaki untuk semua bahasa dan ragam bahasa yang diketahui dan dipakai seseorang dalam pergaulan, pekerjaan dan dan urusan lainnya.
   11)  Realisasi Bahasa à realisasi bahasa dalam kehidupan sehari-hari.

No comments:

Post a Comment