TEORI KONSTRUKTIVE
LEV VYGOTSKY
Disusun
oleh :
1. Candra
Dewi Rahmawati (1610301102)
2. Devi
Indrawai (1610301058)
3. Dwi
Astuti Asih (1610301071)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmatnya
saya bisa menyelesaikan sebuah makalah
dengan judul “ Makalah Teori Konstruktive Lev Vygotsky ”.
Saya sangat berharap makalah ini
dapat berguna bagi kita dalam mempelajari ilmu tentang belajar dan pembelajaran.
Dalam pembuatan makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin , dan ucapan
terimakasih tidak lupa saya haturkan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini.
Saya menyadari makalah yang saya
buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata saya mengucapkan
terimakasih dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dalam penulisan makalah ini.
Magelang, 7 Maret 2017
Penyusun
Daftar
Isi
Halaman
Judul
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
Bab
I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Rumusan
Masalah
Bab
II Pembahasan
2.1 Isi
2.1.1 Teori Belajar
Kognitif
2.1.2 Teori Kontruktive
Lev Vygotsky (1986-1934)
2.2 Aplikasi
dalam Pembelajaran
Bab
III Penutup
3.1 Kesimpulan
Daftar
Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komponen yang
sangat menentukan kemajuan di dalam dunia pendidikan diantaranya adalah
belajar. Belajar merupakan proses seseorang dalam memperoleh pengalaman dan
pengetahuan yang diwujudkan dalam kemampuan yang relative bersifat tetap atau
permanen, didapat dari lingkungan untuk memenuhi kehidupannya.
Pada
dasarnya, penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana
informasi diproses di dalam pikiran siswa itu disebut teori belajar.
Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih
meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar (Trianto, 2007). Suatu teori
belajar yang lebih mementingkan proses belajar itu sendiri adalah teori belajar
kognitif. Belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan respon,
lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Menurut
Lev Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing-masing
individu dalam konsep budaya. Vygotsky juga yakin suatu pembelajaran tidak
hanya terjadi saat disekolah atau dari guru saja, tetapi suatu pembelajaran
dapat terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum pernah
dipelajari disekolah namun tugas-tugas itu bisa dikerjakan. Inti dari teori
Vygotsky yaitu penekanan pada interaksi pembelajaran antara aspek internal dan
aspek eksternal pada lingkungan social.
1.2
Tujuan
1) Mahasiswa
mampu menjelaskan teori belajar kognitif.
2) Mahasiswa
mampu memahami teori belajar kontruktive Lev Vygotsky.
3) Mahasiswa
mampu mengetahui aplikasi teori belajar kontruktive Lev Vygotsky dalam proses
belajar mengajar.
1.3
Rumusan
Masalah
1) Apa
yang dimaksud dengan teori belajar kognitif?
2) Bagaimana
teori kontruktive Lev Vygotsky?
3) Bagaimana
mengaplikasikan teori kontruktive Lev Vygotsky?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Isi
2.1.1
Teori
Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif menjelaskan belajar dengan
memfokuskan pada perubahan proses mental dan struktur yang terjadi sebagai
hasil dari upaya untuk memahami dunia. Semua bentuk perilaku termasuk belajar
selalu didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi
dimana tingaah laku itu terjadi. Menurut teori ini, proses belajar akan
berjalan dengan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi
(bersinambung) secara tepat dan serasi
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.
Teori
belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar, yaitu :
a. Pembelajar
aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman.
b. Pemahaman
bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang
c. Belajar
membangun pemahaman dari pada catatan.
d. Belajar
adalah perubahan dalam struktur mental seseorang.
2.1.2
Teori
Kontruktive Lev Vygotsky (1986-1934)
Vygotsky merupakan seorang filosof Rusia yang termasuk
salah satu di antara tokoh konstruktivisme. Konstruktivisme adalah argumen
bahwa pengetahuan merupakan konstruksi dari seseorang yang mengenal sesuatu.
Idenya mempunyai peranan penting dalm memahami budaya, interaksi sosial dan
peranan bahasa dalam perkembangan kognitif.
Kontruktivisme
sosial yang dikembangkan Vygotsky adalah bahwa belajar bagi anak dilakukan
dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik. Intinya adalah interaksi
antara aspek internal dan eksternal yang penekanannya pada lingkungan sosial
dalam belajar. Interaksi sosial dipelajari anak dari orang yang mempunyai
kemampuan intelatual di atasnya. Guru berperan sebagai pengarah dan pemandu
kegiatan yang mendorong siswa agar mampu bekerja mandiri.
Scaffolding adalah memberikan dukungan dan bantuan
kepada seorang anak yang sedang pada awal belajar, kemudian sedikit demi
sedikit mengurangi dukungan atau bantuan tesebut setelah anak mampu memecahkan
problem dari tugas yang dihadapinya. Ini ditujukan agar anak dapat belajar
mandiri (Baharuddin dan Wahyuni, 2010). Pembelajaran berdasarkan scaffolding
yaitu memberikan ketrampilan yang penting untuk pemecahan masalah secara mandiri
seperti berdiskusi dan praktik langsung dengan siswa. Guru mengajari anak bukan
secara teoritis tetapi praktik secara langsung, karena jika memberikan bantuan
penuh secara bertahap justru akan mengurangi pemahaman siswa.
Zone of proximal development (ZPD) adalah wilayah
dimana anak mampu belajar dengan orang yang berkompeten. Penilaian belajar
dilakukan dengan menggunakan checklist, reviu teman atau pertanyaan. Sedangkan
penerapan teknologi untuk belajar adalah dengan pemakaian visualisasi, contoh
grafis, pengalaman dunia nyata yang terkait dengan kebutuhan siswa. Zona
Perkembangan Proksimal ini merupakan celah antara actual development dan
potensial development, dimana antara apakah anak dapat melakukan sesuatu tanpa
bantuan orang dewasa dan apakah anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan atau
kerjasama dengan orang dewasa maupun teman sebaya.
Vygotsky berpendapat bahwa siswa membentuk pengetahuan
sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan melalui bahasa. “Perkembangan pengetahuan
pada siswa tergantung pada faktor biologi (memori, atensi, persepsi,
stimulus-respon) dan faktor sosial (fungsi mental yang lebih tinggi) untuk
pengembangan konsep, penalaran logis dan pengambilan keputusan” (Trianto,
2007). Bahasa dan pemikiran berkembang sendiri, tetapi selanjutnya anak
mendalami bahasa dan belajar menggunakannya sebagai alat untuk membantu
memecahkan masalah.
2.2
Aplikasi dalam Pembelajaran
Dalam upaya mengimplementasikan teori
belajar konstruktive, Tytler (1996:20) mengajukan beberapa saran yang berkaitan
dengan rancangan pembelajaran, sebagai berikut :
1) Memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri.
2) Memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih
kreatif dan imajinatif.
3) Memberi
kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.
4) Memberi
pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa.
5) Mendorong
siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka.
6) Menciptakan
lapangan belajar yang kondusif.
Tujuan
pendidikan menurut teori belajar kognitif adalah :
1) Menghasilkan
individu yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan.
2) Kurikulum
dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi untuk memungkinkan
pengetahuan dan ketrampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik.
3) Peserta
didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi
dirinya.
Usaha yang dapat dilakukan dalam
mengaplikasikan teori Vygotsky dalam
pengembangan kognitif adalah sebagai berikut :
1) Scaffolding
(memberikan dukungan dan bantuan kepada seorang anak yang sedang pada awal
belajar, kemudian sedikit demi sedikit mengurangi dukungan atau bantuan tesebut
setelah anak mampu memecahkan problem dari tugas yang dihadapinya).
2) Mengedepankan
suatu proses belajar dimana siswa lebih berperan aktif. Dengan demikian peran
guru bergeser menjadi fasilitator konstruksi siswa.
3) Menggunakan
setting kelas kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling
memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam
masing-masing zone of proximal development mereka.
4) Menggunakan
teman sebaya sebagai guru. Bukan hanya orang dewasa yang mampu membantu anak dalam
perkembangan kognitifnya, karena faktanya memang bahasa teman sebaya lebih
mudah untuk dipahami dalam interaksinya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori
belajar kognitif menjelaskan belajar dengan memfokuskan pada perubahan proses
mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya untuk memahami dunia.
Teori kontruktive Lev Vygotsky mengandung banyak unsur psikologi pendidikan,
khususnya pokok bahasan pendidikan dan budaya. Vygotsky lebih menekankan pada
konsep sosiokultural, yaitu konteks sosial dan interaksi dengan orang lain
dalam proses belajar anak. Suatu pembelajaran tidak hanya terjadi saat di
sekolah saja, tetapi suatu pembelajaran dapat terjadi saat anak menangani
tugas-tugas yang ada di lingkungan masyarakat. Inti dari teori Vygotsky ini
yaitu penekanan pada interaksi pembelajaran antara aspek internal dan aspek eksternal
pada lingkungan sosial.
Dalam teori Vygotsky terdapat teori belajar Zone
of proximal development (ZPD), perkembangan bahasa dan pemikiran, serta konsep
Scaffolding. Terdapat empat upaya yang dapat dilakukan dalam mengaplikasikan
teori ini yaitu Scaffolding, mengedepankan suatu proses belajar dimana siswa
lebih berperan aktif. menggunakan setting kelas kooperatif, dan menggunakan
teman sebaya sebagai guru.
Daftar
Pustaka
Sugihartono,
dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta
: UNY Press.
Baharuddin
dan Wahyuni, E.N. 2010. Teori Belajar dan
pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Trianto.
2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
<http://educerecentre.blogspot.co.id/2012/12/teori-pendidikan-teori-perkembangan.html>.
Diakses pada 2 Maret 2017, pukul 16.00 WIB.
<https://makalahmanajemen.wordpress.com/2014/08/23/makalah-teori-belajar-vygotsky/>.
Diakses pada 2 Maret 2017,
pukul 16.05 WIB.
<http://www.academia.edu/9132008/teori_perkembangan_kognitif_vygotsky_dan_piaget >. Diakses pada 2 Maret
2017, pukul 16.10 WIB.
<http://www.academia.edu/6260463/PENERAPAN_TEORI_BELAJAR_VYGOTSKY_DALAM_PEMBELAJARAN>. Diakses pada 3 Maret 2017, pukul 19.01 WIB.
<http://utamitamii.blogspot.co.id/2012/04/teori-perkembangan-kognitif-vygotsky.html>. Diakses pada 3 Maret 2017, pukul 19.07 WIB.
<https://penembushayalan.wordpress.com/2012/05/26/teori-pembelajaran-vygotsky/>.
Diakses pada 3 Maret 2017, pukul 19.20 WIB.
<http://aniqiyah09luluk.blogspot.co.id/2012/12/teori-perkembangan-vygotsky.html>. Diakses pada 3 Maret 2017, pukul 19.25 WIB.
<http://herryfebrianto.blogspot.co.id/2012/05/makalah-tentang.html>. Diakses pada 4 Maret, pukul 14.00 WIB.
No comments:
Post a Comment